REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-50 pada Rabu (23/6). Perayaan milad digelar secara sederhana di Gedung Raudhah RSIJ, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan turut hadir secara virtual dalam kegiatan tersebut.
Dalam testimoninya, Anies mengaku, sebenarnya berencana menghadiri langsung perayaan Milad ke-50 RSIJ. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta mengalami kenaikan yang sangat drastis dalam beberapa hari terakhir, ia pun memutuskan mengikuti kegiatan itu secara daring (online) melalui aplikasi Zoom.
"Saya bersyukur bisa ikut secara daring dan berharap Rumah Sakit Islam Jakarta terus menjadi salah satu garda terdepan yang bisa diandalkan di dalam menyelamatkan warga Jakarta yang terpapar Covid-19. Kedua, saya ingin sampaikan selamat kepada seluruh keluarga besar Rumah Sakit Islam Jakarta,” kata Anies di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan, RSIJ yang baru saja memasuki usia 50 tahun masih tergolong muda dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pasalnya, perjalanan rumah sakit ini masih panjang jika dibandingkan dengan rumah sakit lainnya yang lebih tua atau berusia 70-80 tahun.
Anies menuturkan, ada suatu pengalaman yang timbul terkait pelayanan kesehatan akibat pandemi Covid-19. Selama ini, sambung dia,, fokus utama yang ditonjolkan dari sebuah rumah sakit adalah kualitas pelayanan, mulai dari tenaga medis, fasilitas penunjang, serta penyediaan alat-alat kesehatan.
Hanya saja, ia menilai, kualitas pelayanan saja tidak cukup untuk menangani kondisi penyebaran virus corona yang terus terjadi. "Tetapi pandemi ini memberikan kepada kita pesan bahwa kualitas saja tidak cukup. Kita harus serius membicarakan kuantitas, kapasitas. Sesuatu yang selama ini tidak ditempatkan sebagai prioritas awal," ujar Anies.
"Kami di Jakarta merasakan sekali bahwa adanya pandemi ini membuat kita harus memikirkan nilai-nilainya supaya bisa benar benar melindungi, bisa benar benar menyelamatkan masyarakat," kata eks menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) itu menambahkan.
Kemudian, menurut Anies, pesan sederhana lainnya yang muncul melalui pandemi Covid-19 adalah banyak sekali rumah sakit yang bermunculan, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19. Hal itu menimbulkan ekspektasi yang rendah dan tinggi pada kelompok masyarakat atas pelayanan kesehatan.
"Masyarakat di Jakarta ada kelompok yang ekspektasi atas pelayanan kesehatan itu rendah. Ada kelompok yang ekspektasi atas pelayanan kesehatan itu tinggi," ucap Anies.
Dia menyatakan, berdasarkan tingkat ekspektasi itulah indikator kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan bisa dinilai. Menurut Anies, jika ekspektasi warga rendah, kepuasan itu mudah diraih. Sebaliknya, bila ekpektasi itu tinggi, maka kepuasan atas pelayanan kesehatan sulit diraih.
Oleh karena itu, Anies berharap, RSIJ dapat menjadi sebuah rumah sakit yang meninggikan ekspektasi. Sehingga mampu memberikan derajat kualitas pelayanan kesehatan yang sangat baik bagi seluruh elemen masyarakat.
"Apalagi di dalam nama rumah sakitnya ada kata Islam. Ini adalah satu tanggung jawab yang amat besar yang dititipkan di rumah sakit ini. Agak berbeda kalau rumah sakit menggunakan nama organisasi saja, maka yang diemban adalah nama organisasinya. Tapi ketika mengemban nama Islam, maka dia harus mencerminkan sebaik-baiknya pelayanan," jelas eks rektor Universitas Paramdina itu.