Satgas: Kasus Covid-19 di Solo Mulai Mengkhawatirkan
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi | Foto: republika
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan cukup signifikan. Jika dalam beberapa bulan terakhir jumlah kasus aktif Covid-19 stabil di angka 300-an, kini jumlahnya sudah di atas 800 orang.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Selasa (22/6) secara kumulatif mencapai 12.292 dengan kasus aktif sebanyak 829 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 684 orang isolasi mandiri/terpusat dan 145 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 10.872 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 591 orang meninggal dunia.
"Solo mulai mengkhawatirkan kalau pertambahan seperti itu, seperti kembali waktu outbreak istilahnya gelombang keduanya, soalnya datang lagi," kata Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, kepada wartawan, Rabu (23/6).
Oleh sebab itu, Pemkot bakal lebih tegas lagi dalam penegakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu, Pemkot juga berencana melakukan koordinasi dengan daerah sekitar agar bisa bergerak bersama dalam pengendalian Covid-19. Selama ini, kota/kabupaten di Jawa Tengah sama-sama mengadopsi aturan dari Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Jateng terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Namun, tataran implementasi di lapangan terkadang tidak sama.
"Kalau kebijakan di Solo kan hampir setiap jengkal bisa kami monitor. Tapi kalau kabupaten sekitar kan mereka berorientasi pada daerah pusat-pusat kegiatan sendiri. Sedangkan yang berkepentingan dengan Solo bagi mereka daerah pinggiran, mungkin yang agak beda prioritas seperti itu," ujar Ahyani.
Menurutnya, hal itu bisa terlihat di angka penyebaran Covid-19. Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo yang wilayahnya berada di zona kuning dan oranye kebanyakan di daerah pinggiran seperti Kelurahan Mojo, Karangasem, Semanggi, Banjarsari, Sumber, dan Banyuanyar.
"Sebagian mungkin berinteraksi dengan masyarakat perbatasan daerah sekitar. Memang daerah pinggiran seharusnya menjadi fokus penanganan. Kemarin kami mulai di 12 kelurahan pinggiran yang menyentuh vaksinasi untuk usia di atas 18 tahun," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Solo tersebut.