REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nyapres 2024, Veri Junaidi, berpandangan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak tergoda dengan gagasan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurut dia, ide tersebut justru akan menjerumuskan Jokowi.
"Ide perpanjangan jabatan justru akan menjerumuskan Presiden Jokowi pada kesesatan konstitusional, hanya merupakan dukungan semu dan sesaat serta sesat untuk masa depan presiden dan bangsa," ujar Veri dalam diskusi daring, Rabu (23/6).
Dia mengatakan, Jokowi potensial menjadi jangkar dan penentu dalam regenerasi politik nasional mendatang. Sebagai presiden dan sosok yang memiliki pendukung luas, semestinya Jokowi fokus memastikan regenerasi politik nasional berjalan, apalagi sudah muncul sejumlah nama potensial.
Jika melihat perkembangan di ruang publik sekarang, muncul banyak skema koalisi partai, dari dua sampai empat koalisi. Menurut Veri, potensi dua koalisi kemungkinan terdiri dari PDIP dan Gerindra melawan gabungan Golkar, Nasdem, Demokrat, PKB, PKS, PAN, dan PPP.
Di sisi lain, bisa juga koalisi menjadi tiga sampai empat koalisi, yakni Gerindra-PDIP, Golkar-Nasdem, serta PKS-Demokrat yang mesti bergabung dengan satu partai lainnya. Sedangkan, empat koalisi bisa terjadi apabola PDIP dan Gerindra berpisah, sehingga PDIP sendiri, Golkar-Nasdem, PKS-Demokrat-PAN, dan Gerindra-PKB-PPP.
"Koalisi PDIP-Gerindra bisa menjadi satu blok dengan mengusung Prabowo-Puan sebagai alternatif pertama berbasis rulling elite partai," kata Veri.
Namun, alternatif pasangan itu menyimpan risiko besar karena elektabilitas Prabowo Subianto tidak setinggi di pemilihan presiden sebelumnya dan elektabilitas Puan Maharani pun masih rendah. Alternatif lainnya, koalisi PDIP-Gerindra bisa mengusung Prabowo-Ganjar Pranowo untuk memperluas peluang kemenangan karena elektabilitas Ganjar masuk dalam tiga besar di sejumlah hasil survei.
Sementara di koalisi lawannya, Golkar-Nasdem berpotensial mengusung Ganjar sebagai calon presiden jika PDIP mengambil pasangan Prabowo-Puan. Posisi Anies Baswedan juga bisa menjadi alternatif dengan menggandeng wakilnya seperti Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Ridwan Kamil, atau Khofifah.
Kemudian, koalisi PKS dan Demokrat berpotensial mengajukan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai caloj presiden. Keduanya bisa dipasangkan dengan Ridwan Kamil, Khofifah, Sandiaga Uno, Erick Thohir, atau Zulkifli Hasan.