Rabu 23 Jun 2021 20:37 WIB

Petani Lampung Diminta Siapkan Burung Hantu Kendalikan Hama

Saat ini, hama tikus sedang marak di beberapa tempat di Lampung.

Para petani di Lampung diminta untuk menyiapkan burung hantu. Burung hantu menjadi pengendali alami untuk hama tikus (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Para petani di Lampung diminta untuk menyiapkan burung hantu. Burung hantu menjadi pengendali alami untuk hama tikus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG --  Para petani di Lampung diminta untuk menyiapkan burung hantu. Hal ini dimaksudkan sebagai pengendali hama alami untuk mengendalikan hama tikus yang kini marak.

"Memang saat ini hama tikus sedang terjadi di beberapa tempat, maka upaya pengendalian dilakukan salah satunya dengan menggunakan burung hantu sebagai pengendali hama alami," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandar Lampung, Rabu (23/6).

Dia mengatakan anjuran untuk memanfaatkan burung hantu sebagai pengendali hama alami menjadi salah satu pilihan yang cukup mudah bagi para petani. "Kami anjurkan supaya petani memanfaatkan unsur alami yang paling mudah burung hantu, petani hanya butuh merawat dan menyediakan kandang," jelasnya.

Dia menyebut, dengan adanya pengendalian hama secara alami dapat meminimalisasi adanya gagal panen bagi petani. Menurut Kusnardi, bantuan lainnya bagi petani untuk mengatasi dan mengantisipasi adanya kerusakaan akibat hama tikus juga telah diberikan. Pihaknya mendorong warga bergotong royong mengatasi hal tersebut. 

"Kami telah memberikan sejumlah kebutuhan untuk pengendalian hama tikus tersebut," kata Kusnardi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement