REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Otoritas Rusia mengaku melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom ke jalur kapal destroyer Inggris yang berlayar di Laut Hitam. Kawasan itu merupakan perairan lepas pantai Semenanjung Krimea yang Rusia rebut dan aneksasi dari Ukraina.
Namun, Departemen Pertahanan Inggris menyangkal laporan tersebut. Menurut London, Rusia tidak melepaskan tembakan peringatan ke Kapal Angkatan Laut Inggris HMS Defender yang berlayar pulang dari Laut Hitam awal bulan ini. Mereka juga tidak mengakui ada bom yang dijatuhkan ke jalur kapal tersebut.
"Kami yakin Rusia sedang melakukan latihan meriam di Laut Hitam dan sebelumnya sudah memberi peringatan pada komunitas maritim mengenai aktivitas mereka," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya di Twitter, Rabu (23/6).
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, insiden itu menunjukkan 'agresif dan provokatifnya kebijakan' Rusia di Laut Hitam dan dekat Laut Azov yang merupakan ancaman terus-menerus bagi Ukraina dan sekutu-sekutunya'. Dalam cicitannya, ia mengajak NATO bekerja sama dengan Ukraina di Laut Hitam.
Rusia merebut dan menganeksasi Semananjung Krimea dari Ukraina pada 2014. Kemudian menetapkan seluruh perairan di sekitar semenanjung itu sebagai wilayahnya. Negara-negara Barat menganggap semananjung tersebut bagian dari Ukraina dan menolak klaim Rusia terhadap perairan di sekitarnya.
Kantor berita Interfax mengutip Kementerian Pertahanan Rusia yang mengatakan, setelah insiden itu kapal Inggris langsung meninggalkan perairan Rusia. Mereka sempat berlayar sejauh 3 kilometer di dalamnya.
Adapun konfrontasi persisnya terjadi di dekat Cape Fiolent, sebuah Tanjung Fiolent. S "Kapal destroyer itu diperingatkan senjata akan digunakan bila mereka menerobos perbatasan Federasi Rusia, kapal itu tidak beraksi pada peringatan tersebut," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian menambahkan pesawat pengebom Rusia menjatuhkan empat bom fragmentasi berdaya ledak tinggi di jalur kapal destroyer Inggris untuk memperingatkan mereka.