REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Utara tidak mempertimbangkan kontak apa pun dengan Amerika Serikat yang hanya akan membuang waktu. Demikian kata Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon, Rabu (23/6).
"Kami bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan kontak dengan AS, apalagi melakukannya, yang tidak akan membawa kami ke mana-mana, hanya menghabiskan waktu yang berharga," kata Ri dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah KCNA.
Dia membuat pernyataannya setelah utusan baru AS untuk Korea Utara mengatakan di Seoul pada Senin bahwa dia menantikan "tanggapan positif segera" tentang dialog dari Pyongyang. Program senjata nuklir Korea Utara telah menjadi masalah yang sulit bagi Washington selama bertahun-tahun.
Dalam upaya untuk mengubahnya, pemerintahan baru Presiden Joe Biden melakukan tinjauan ulang kebijakan. Pemerintahan Biden mengatakan akan mencari cara yang "terukur dan praktis" untuk membujuk Pyongyang melakukan denuklirisasi.
Pada Selasa, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat tampaknya menafsirkan sinyal dari Korea Utara dengan "cara yang salah".
Kim Yo Jong, seorang pejabat senior di partai yang berkuasa di Korea Utara, menanggapi penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, yang pada Ahad mengatakan dia melihat sebagai "sinyal menarik" pidato baru-baru ini oleh Kim Jong Un tentang persiapan untuk konfrontasi dan diplomasi dengan Amerika Serikat.
Menganalisis tanggapan-tanggapan itu, 38 North, sebuah proyek pemantauan Korea Utara yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa Pyongyang memperjelas pihaknya tidak memiliki rencana untuk pertemuan segera. "Terutama dengan sesuatu yang lebih konkret dari Washington ketimbang pengulangan formulasi kebijakan yang tidak jelas," ungkap pernyataan 38 North.
Namun, dikatakan bahwa pernyataan itu disusun dengan hati-hati untuk tidak mengatakan "tidak" pada gagasan dialog secara umum. Melainkan sebagai tanggapan terhadap reaksi "suam-suam kuku" pemerintahan Biden terhadap Kim Jong Un.
Menurut 38 North, menteri luar negeri Korut menolak kontak "tidak berarti", tetapi implikasinya, pembicaraan yang lebih substantif masih mungkin dilakukan. Dikatakan juga mungkin Korea Utara mengajukan keberatan untuk mengulur waktu sampai siap, mengingat pembatasan Covid-19 masih berlaku dan kontak diplomatik tatap muka tidak dimungkinkan.