REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Masih banyak masyarakat menganggap enteng urusan limbah, termasuk Limbah Beracun dan Berbahaya. Ada yang karena ketidaktahuan dan adapula yang bersikap masa bodoh.
Bahkan di kalangan dunia industri pun banyak pengusaha yang mengabaikan aturan soal pengolahan Limbah B3 dengan membuang sisa hasil industrinya ke sembarang tempat, termasuk ke sungai hingga menyebabkan ekosistem disekelilingnya tak bisa lagi menunjang kehidupan.
Melihat kondisi ini, perusahaan pengolah Limbah B3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) bersama Aliansi Jurnalis Loyalis Lingkungan (Alur Loyalis Lingkungan) bertekad menguatkan sosialisasi kepada masyarakat dan dunia usaha terkait dengan bahaya Limbah B3.
Demikian dikatakan Manager Humas PPLI, Arum Tri Pusposari, Rabu (23/6). " Sinergi PPLI dan para insan media yang tergabung dalam Alur Loyalis Lingkungan ini akan terus dilakukan . Sosialisasi dengan mengedukasi pengusaha dan masyarakat tentang Limbah B3 kita akan jauh lebih mudah bila didukung oleh insan media," tegasnya.
Sosialisasi yang akan dilakukan diantaranya melalui pemberitaan di media eksternal maupun media internal, membuat program sosial berkaitan dengan limbah B3 langsung ke tengah masyarakat atau menggelar webbinar serta diskusi-diskusi bagi dunia usaha, masyarakat serta akademisi. "Kami berharap kedepan tak ada lagi kerusakan alam akibat masyarakat dan dunia usaha membuang limbah berbahaya ke alam terbuka tanpa dihilangkan racun berbahayanya terlebih dahulu," harap Arum.
PPLI lanjut Arum dalam sehari mampu mengolah hingga 500 ton Limbah B3, baik itu limbah beracun, infeksius, korosif, mudah meledak, mudah terbakar, carsinogenic, merusak lingkungan, dan lain-lain.
Salahsatu jurnalis anggota Alur Loyalis Lingkungan, Isra Triansyah menyambut baik dukungan PPLI dalam upaya kampanye kepedulian pada lingkungan. "Kami sebagai jurnalis siap support untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya Limbah B3 dan bagaimana cara menanganinya yang baik dan benar. Karena itu tugas jurnalis sesungguhnya," kata jurnalis foto di sebuah media nasional.
Hal serupa juga disampaikan presenter tv nasional Bayu Pradhana. "Gagasan membangun sinergi PPLI dengan insan media dengan membentuk komunitas jurnalis ini sangat mulia. Kami mendukung program ini," imbuhnya.
Jurnalis tulis di sebuah media politik nasional, Boy Sakti berharap sinergi ini jangka panjang mengingat kemungkinan kalangan dunia usaha enggan mengolah dan membuang limbah B3 secara baik. "Masyarakat kita juga masih banyak yang bersikap masa bodoh. Kadangkala perlu ditegaskan sanksi pidana dan denda bagi pelanggarnya agar ada rasa jera bila melakukannya," kata Boy.