REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON —Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris akan mengunjungi perbatasan negaranya dengan Meksiko pada Jumat (25/6). Kunjungan dilakukan di tengah pengawasan ketat pemerintah atas masalah lonjakan imigrasi.
Dilansir Al Arabiya, terdapat ratusan ribu migran yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di sejumlah negara di Amerika Tengah yang berusaha menyeberang ke AS dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini telah memicu kritik terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden, dengan sejumlah politisi Partai Republik menilai pendekatan yang dilakukan memprovokasi lonjakan migran.
Penasihat senior Harris, Symone Sanders, mengatakan pada Rabu (23/6) bahwa wakil presiden AS akan mengunjungi kota perbatasan El Paso, Texas. Perempuan berusia 56 tahun ini juga akan didampingi oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas.
Biden menugaskan Harris pada awal tahun ini untuk mengawasi upaya dalam mencari akar penyebab migrasi dari El Salvador, Guatemala, dan Honduras. Wakil presiden melakukan perjalanan ke Guatemala dan Meksiko pada awal Juni untuk mengatasi masalah ini, tetapi mendapat kritik atas komentar yang dinilai oleh sejumlah pengamat bahwa ia telah meremehkan krisis di perbatasan.
Harris juga dikritik karena tidak berhenti di perbatasan untuk melihat secara langsung situasi selama misi internasional tersebut. Meski demikian, Gedung Putih mengatakan ia terus mengatasi akar penyebab imigrasi ilegal dan bekerja dalam koordinasi untuk mengendalikan situasi.
"Perjalanan ke perbatasan kali ini akan menjadi bagian dari upaya tersebut," ujar sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
Gedung Putih tidak memberikan perincian tentang rencana kunjungan perbatasan dengan mengatakan rincian perjalanan ini akan diberikan kemudian. Perjalanan wakil presiden akan dilakukan beberapa hari sebelum mantan presiden AS Donald Trump berencana mengunjungi perbatasan pada 30 Juni.
Trump dalam sebuah pernyataan mengatakan kunjungan tersebut akan dilakukan sebagai upaya untuk membedakan sikap kerasnya tentang imigrasi dengan pendekatan penerusnya, Biden yang diklaim ‘lebih manusiawi’.
“Setelah berbulan-bulan mengabaikan krisis di perbatasan, sangat bagus Harris akhirnya pergi dan melihat kehancuran dan kematian luar biasa yang mereka ciptakan, akibat langsung dari Biden yang mengakhiri kebijakan saya yang sangat keras tetapi adil,” jelas Trump dalam sebuah pernyataan.