REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Penduduk Hong Kong bergegas pada Kamis (24/6) dini hari untuk mengambil salinan edisi terakhir surat kabar pro-demokrasi Apple Daily. Surat kabar tersebut terpaksa ditutup setelah 26 tahun menjadi target tindakan keras keamanan nasional.
"Saya tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa malam terakhir," kata kata mantan pekerja medis, Tse.
Tse rela mengantre di luar penjual koran di distrik kelas pekerja Mong Kok pada Kamis pagi. "Saya berharap para wartawan dapat tetap setia pada keyakinan mereka dan terus bekerja keras," ujarnya.
Untuk edisi akhir itu, Apple Daily mencetak satu juta kopi. Jumlah ini 10 kali lipat lebih banyak dari biasanya.