REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan Israel dilaporkan telah melakukan pembicaraan tentang upaya menangani operasi nirawak Iran. Kedua negara mencurigai Iran mempersenjatai milisi Syiah di kawasan Timur Tengah.
Situs berita Axios, dalam laporannya pada Rabu (23/6), mengatakan salah satu topik yang dibahas AS dan Israel adalah tentang “zona larangan terbang” bagi pesawat nirawak Iran di Timur Tengah. Axios menyebut, sebuah kelompok kerja antarlembaga yang menangani ancaman pesawat nirawak Iran dan peluru kendali terhadap Israel dan sekutu AS lainnya berkumpul untuk pertama kalinya tiga pekan lalu.
Delegasi Israel dilaporkan mengusulkan struktur kerja sama regional, mencakup negara-negara Arab yang terancam oleh pesawat nirawak dan rudal Iran. Menurut laporan Axios, delegasi AS dipimpin Koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Brett McGurk. Sementara, utusan Israel dipimpin wakil penasihat keamanan nasional Reuven Ezer.
Mengutip sumber-sumber Israel, Axios mengatakan kelompok kerja kedua negara akan terus menjalin pertemuan. Hal itu karena pemerintahan Presiden AS Joe Biden menganggap ancaman pesawat nirawak terhadap tentara AS di Timur Tengah sebagai prioritas utama.
Pangkalan Udara Al Asad, yang menampung sebagian besar tentara AS di Irak, secara teratur menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan misil. Para pejabat AS menuding milisi yang didukung Iran di kawasan sebagai dalang serangan-serangan tersebut.