REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Wakil Perdana Menteri Rusia, Tatiana Golikova, memperingatkan potensi penyebaran secara ‘eksplosif’ dari varian virus corona Delta di negara itu. Pengumuman itu, juga menyusul vaksinasi yang kurang tanggap dari kampanye yang dilakukan. Dua faktor ini menyebabkan infeksi harian yang meningkat dan kasus kematian yang melonjak.
"Pekan lalu tingkat kematian terkait Covid meningkat 21,3 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," kata Golikova dikutip the moscow times, Kamis (24/6).
Pernyataan itu juga ditegaskan kembali oleh Walikota Moskow, Sergei Sobyanin. Menurut dia, situasi saat ini di Moskow menjadi lebih eksplosif dibanding sebelum-sebelumnya. Mengingat, lebih dari 50 ribu infeksi baru telah dicatat di ibu kota Rusia, pusat wabah negara itu, selama dua pekan terakhir.
Menurut Sobyanin, varian Delta yang pertama kali muncul di India, mewakili hampir 90 persen kasus baru di Moskow. Meski wilayahnya memiliki lebih dari 20 ribu kapasitas tempat tidur yang ada, namun lebih dari setengahnya sudah ditempati.
Untuk mengantisipasinya, pekan lalu Sobyanin mengumumkan vaksinasi wajib untuk 60 persen pekerja sektor jasa pada 15 Agustus mendatang. Kota ini, kata dia, juga telah memperkenalkan tiket anti-Covid untuk makan di luar mulai 28 Juni, yang memungkinkan hanya penduduk yang telah divaksinasi, atau sakit dalam enam bulan terakhir atau dengan menunjukkan tes PCR negatif baru-baru ini ke restoran.
Meskipun vaksinasi gratis telah tersedia untuk orang Rusia sejak Desember, hanya 20,6 juta dari populasi sekitar 146 juta, yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.