Kamis 24 Jun 2021 20:31 WIB

Kurikulum UIII Dirancang dalam Konteks Keindonesiaan

Kurikulum UIII Dirancang dalam Konteks ke-Indonesia-an

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Aktivitas pembangunan asrama mahasiswi di Universitas Islam Internasional Indonesia, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (25/1/2021). Pemerintah menargetkan konstruksi utama kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) rampung pada Juni atau Agustus 2021 dan kemudian siap menerima mahasiswa juga pada tahun ini.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Aktivitas pembangunan asrama mahasiswi di Universitas Islam Internasional Indonesia, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (25/1/2021). Pemerintah menargetkan konstruksi utama kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) rampung pada Juni atau Agustus 2021 dan kemudian siap menerima mahasiswa juga pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan SDM, Bahrul Hayat menyampaikan, kurikulum yang akan digunakan di UIII memperhatikan aspek keindonesiaan dan keislaman. Kurikulum tersebut dirancang khusus untuk setiap fakultas.

"Kurikulum masing-masing fakultas dirancang dengan keunikan di mana konteks ke-Indonesian dan keislaman akan diberikan. Dan memperhatikan perbandingan kurikulum di universitas ternama di dalam dan luar negeri," tutur dia kepada Republika Kamis (24/6).

Baca Juga

Bahrul juga menuturkan, bahasa yang dipakai dalam proses pengajaran kepada para mahasiswa di seluruh fakultas yaitu bahasa Inggris, kecuali Fakultas Studi Islam yang menggunakan bahasa Inggris dan Arab. Ia mengatakan, perkuliahan rencananya dimulai akhir September 2021, dengan opsi modus perkuliahan secara hibrid atau kombinasi daring-luring.

Bila kondisi pandemi sangat mengkhawatirkan, lanjut Bahrul, maka perkuliahan bersifat daring. Dia menambahkan, saat ini sedang tahap seleksi calon mahasiswa. UIII menerima maksimal 100 orang mahasiswa dalam dan luar negeri dengan beasiswa yang meliputi biaya kuliah dan uang saku per bulan bagi setiap mahasiswa.

"Dosen tetap yang telah direkrut oleh UIII dan yang ditugaskan oleh Kementerian Agama sebanyak 41 orang. Juga ada sejumlah dosen luar negeri yang sudah bersedia mengajar sebagai profesor tidak tetap," ujar dia.

UIII adalah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang menyelenggarakan program pascasarjana. Kampus UIII didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 dan ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.

Pada 5 Juni 2018 Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkenan melakukan peletakan batu pertama pembangunan kampus UIII didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

UIII memiliki visi dan misi untuk menjadi kampus bertaraf internasional dan bertekad memainkan peran penting secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang Islam dan masyarakat Muslim, ilmu-ilmu sosial, ekonomi dan bisnis, ilmu pendidikan, sains dan teknologi, serta arsitektur dan seni bagi kemaslahatan umat manusia.

Sejalan dengan visi dan misi tersebut, UIII memiliki tiga pilar pengembangan kampus. Pilar pertama, yaitu pendidikan pasca sarjana yang menyediakan program magister dan doktor dalam bidang keilmuan Islam, ilmu-ilmu sosial, ekonomi dan bisnis, ilmu pendidikan, sains dan teknologi serta arsitektur dan seni.

Pilar kedua, yaitu pusat penelitian dan kajian yang diberi mandat melakukan penelitian dan kajian strategis guna memberi respons terhadap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Muslim khususnya dan masyarakat global pada umumnya yang berkaitan dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya serta perkembangan sains dan teknologi.

Pilar ketiga adalah pusat peradaban dan kebudayaan yang bertujuan mengadakan penelitian, pengkajian, pelestarian, pengembangan dan promosi budaya serta peradaban Islam Indonesia melalui pengembangan museum, pusat manuskrip, masjid, pusat seni dan pertunjukan serta pameran dan festival budaya secara berkesinambungan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement