Kamis 24 Jun 2021 18:17 WIB

IDI: Sekolah Harus Jadi Tempat Teraman dari Covid-19

IDI mengusulkan peserta didik juga divaksin, selain guru dan tenaga kependidikan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus raharjo
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih saat konferensi pers di Kantor BPOM, Jakarta, Kamis (19/11). Kepala BPOM mengatakan Emergency Use of Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac diharapkan keluar pada akhir bulan Januari 2021 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih saat konferensi pers di Kantor BPOM, Jakarta, Kamis (19/11). Kepala BPOM mengatakan Emergency Use of Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac diharapkan keluar pada akhir bulan Januari 2021 mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan jika ingin pembelajaran tatap muka (PTM) maka sekolah harus dijadikan salah satu tempat paling aman dari Covid-19. Sterilisasi lingkungan sekolah adalah hal yang harus dilakukan agar PTM tetap aman.

"Kalau kita mau serius mendorong tatap muka untuk mengatasi persoalan sosial budaya, psikologis dan kesehatan, maka strateginya sekolah itu dibuat salah satu tempat yang jauh lebih aman daripada tempat nongkrong, syarat dan ketentuan itu harus didorong disitu," ujarnya, Kamis (24/6).

Daeng menambahkan, zona yang boleh melakukan tatap muka harus kita juga tentukan. Jika peraturan ketat ini dilakukan maka sekolah justru akan menjadi tempat penyaluran pendidikan yang paling aman bagi peserta didik.

Menurutnya, perlu dilakukan survei khusus ketika anak tidak sekolah dan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), apakah mereka tetap berada di rumah. Sebab, jangan-jangan, kata Daeng anak-anak justru bermain bersama temannya atau pergi keluar rumah.

"Anak-anak yang sekolah di rumah yang katanya PJJ di rumah sebenarnya aktivitasnya banyak dimana. Ini kita harus secara jujur kita harus membuka ini. Saya khawatir anak-anak yang tidak sekolah ini banyak nongkrong di mall, di warung kopi, yang sebenarnya tempat itu berisiko juga," kata dia.

Jika pemerintah ingin tetap melaksanakan PTM, maka sterilisasi sekolah harus menjadi hal yang dianggap serius. Selain itu, IDI juga mendorong vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan jika PTM harus dilaksanakan.

Daeng menegaskan, IDI setuju PTM dilaksanakan asalkan seluruh guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin. Namun, IDI mengusulkan agar peserta didik juga divaksin. "Kami sudah meminta itu pada pemerintah untuk segera melakukan vaksinasi pada anak-anak harus segera dimulai, karena sudah dirasa aman vaksinasi untuk anak," kata dia lagi.

Lebih lanjut, ia menegaskan PTM juga harus memperhitungkan zona suatu daerah. Jangan sampai ketika terjadi lonjakan Covid-19 yang drastis di satu daerah dan tetap dilakukan PTM.

Perlu juga diperhatikan ruangan mana saja yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19 paling tinggi di sekolah. Misalnya, sekolah perlu mengurangi tempat-tempat tertutup agar sirkulasi udara lebih lancar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement