Kamis 24 Jun 2021 20:31 WIB

Kematian Pasien Covid Solo Didominasi Usia 50 Tahun ke Atas

Angka kematian akibat Covid-19 dalam dua pekan terakhir sebanyak 33 orang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memasuki ruang dekontaminasi untuk merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah. Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan signifikan dalam dua sampai tiga pekan terakhir.
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas memasuki ruang dekontaminasi untuk merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah. Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan signifikan dalam dua sampai tiga pekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan signifikan dalam dua sampai tiga pekan terakhir. Kasus kematian pasien Covid-19 juga dinilai mengalami peningkatan, yang didominasi oleh warga berusia 50 tahun ke atas.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Rabu (23/6) secara kumulatif mencapai 12.463 dengan kasus aktif sebanyak 966 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 819 orang isolasi mandiri/terpusat dan 147 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 10.900 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 597 orang meninggal dunia. Angka kematian akibat Covid-19 dalam dua pekan terakhir sebanyak 33 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, angka kematian pasien Covid-19 dalam dua pekan terakhir cukup tinggi.

"Cukup tinggi. Kematian juga cukup tinggi, kalau seperti ini pasien berat-berat seperti ini kalau rumah sakitnya penuh kan saya khawatir menyebabkan kematian juga," kata Siti kepada wartawan, Kamis (24/6).

Menurutnya, pasien Covid-19 bergejala yang dirawat di rumah sakit di Solo tidak hanya penduduk Solo, melainkan dari daerah sekitar. Sehingga, jika tidak dikoordinasikan dengan baik, maka terjadi antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Antre seperti itu, tenaganya tidak mampu, maka akan telat, keterlambatan penanganan membuat kematian, seperti itu. Mohon dikomunikasikan dengan baik," terangnya.

Siti menyebut, lonjakan kasus saat ini kondisinya hampir sama seperti Januari-Februari 2021 kemarin. Saat itu, jumlah kasus aktif Covid-19 hampir mencapai 2.000 orang. Sedangkan kasus kematian juga tergolong tinggi.

Oleh karena itu, dia menilai sisi hulu yang harus digarap karena hilirnya sudah terjadi lonjakan signifikan. Upaya penanganan hulu termasuk pengetatan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19.

"Kematian didominasi usianya rata-rata di atas 50 tahun. Makanya 50 tahun menjadi prioritas vaksinasi. Misalnya pun kena gejalanya ringan," imbuhnya.

Di sisi lain, kasus penularan Covid-19 pada anak-anak di Solo sekitar 5-10 persen. Sebagian besar anak-anak yang terpapar virus Corona menjalani isolasi mandiri. Sedangkan yang dirawat hanya sedikit. "Kasus di Solo didominasi klaster keluarga. Ada 80 persen lebih dari klaster keluarga," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement