REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Stasiun radio Israel melaporkan, Tel Aviv menawarkan untuk membangun Jalur Gaza yang hancur dalam eskalasi 11 hari bulan lalu. Sebagai gantinya, Hamas memberikan informasi mengenai tentara Israel yang ditahan sebagai tahanan perang.
Pada Jumat (25/6) Middle East Monitor melaporkan, tawaran ini mencerminkan mundurnya syarat yang diajukan Israel. Sebelumnya, Tel Aviv menetapkan Hamas harus memulangkan dua tentara yang ditahan dan dua orang lagi sebagai ganti untuk pembangunan Gaza.
Kamis lalu, delegasi Israel bertemu pejabat intelijen Mesir di Kairo. Mereka membahas konsolidasi gencatan senjata antara Tel Aviv dan faksi pembebasan Palestina di Gaza.
Kepala Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar menolak usulan bantuan Qatar untuk keluarga-keluarga Palestina yang hidup dalam kemiskinan disalurkan melalui PBB. Qatar berjanji menggelontorkan 100 juta dolar AS untuk membangun kembali Gaza. Tapi halangan utamanya adalah cara transfer uang dalam jumlah itu ke Jalur Gaza.
Media melaporkan Israel mengancam akan akan menghalangi upaya membangun kembali Gaza, kecuali ada kemajuan dalam pemulangan dua tahanan perang Israel dan dua orang lainnya.
Dikhawatirkan ketentuan tersebut membuat perundingan tak langsung untuk mempertahankan gencatan senjata mungkin akan gagal dan konfrontasi baru terjadi. Lalu Israel mengebom Gaza lagi.