REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemerintah Israel mengatakan akan melonggarkan aturan pembatasan perdagangan dan perikanan di Jalur Gaza yang telah diperketat selama Perang 11 Hari, Kamis (24/6). Israel mengontrol ketat perbatasan Gaza dengan dukungan dari negara tetangga Mesir. Bagi Hamas, tindakan ini merupakan suatu ancaman.
Pembatasan Israel semakin intensif selama pertempuran pada Mei lalu. Beberapa yang dilakukan adalah menghentikan ekspor Gaza, membatasi impor bahan baku, dan membatasi area yang diizinkan untuk warga Palestina.
Dengan gencatan senjata yang dimediasi Mesir, Israel pada Senin mengizinkan dimulainya kembali ekspor komersial dari Gaza secara terbatas. Namun, Hamas menuntut pelonggaran pembatasan yang lebih luas.
“Mulai Jumat, Israel akan memperluas zona penangkapan ikan di Jalur Gaza dari enam menjadi sembilan mil laut dan menyetujui impor bahan mentah untuk pabrik-pabrik sipil yang penting,” kata Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) Israel, dikutip Al Arabiya, Jumat (25/6).
Langkah tersebut bergantung pada pelestarian stabilitas keamanan. Setidaknya satu pabrik di Jalur Gaza, yaitu perusahaan Pepsi telah ditutup karena pembatasan impor bahan mentah oleh Israel, termasuk gas karbon dioksida. Namun, sampai saat ini COGAT tidak menjelaskan detail bahan baku mana yang akan diizinkan masuk.
Mesir dan PBB meningkatkan mediasi pekan lalu setelah balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza memicu serangan udara pembalasan Israel di lokasi Hamas yang menantang gencatan senjata rapuh. Setidaknya 250 orang Palestina dan 13 orang di Israel tewas dalam pertempuran Mei.