REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Pusat berencana memasang tenda darurat untuk menampung pasien C-19 di rumah sakit yang telah melebihi kapasitas. Upaya pemasangan tenda namun terkendala keterbatasan lahan di sejumlah rumah sakit.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari, menjelaskan beberapa rumah sakit, khususnya rumah sakit umum daerah (RSUD) tidak memiliki halaman yang luas untuk dilakukan pemasangan tenda darurat. Sudin Kesehatan Jakarta Pusat pun telah melakukan pemantauan.
Salah satu rumah sakit yang dipantau adalah RSUD Tanah Abang. Di RS tersebut, luas lahan tidak memadai untuk pemasangan tenda.
"Kalau untuk RSUD kita yang lain tidak ada lahannya. Tadi kita survei di RSUD Tanah Abang, di sana lahannya full, di depannya untuk mobil PCR," kata Erizon, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (25/6).
Erizon menjelaskan saat ini rumah sakit milik Pemprov DKI yang sudah siap untuk pemasangan tenda, salah satunya di RSUD Tarakan, Cideng, Gambir. Meski tidak ada lahan, pihaknya akan memanfaatkan lapangan sekolah yang letaknya tidak jauh dari RSUD Tarakan, yakni SDN 02, untuk mendirikan dua tenda darurat yang bisa menampung hingga 20 pasien.
Oleh karena itu, Sudin Kesehatan Jakarta Pusat berkoordinasi dengan camat setempat, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat, serta RSUD Tarakan untuk pemasangan tenda darurat. Tenda tersebut akan berfungsi sebagai tempat perawatan sementara pasien Covid-19 yang tidak tertangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Diperkirakan dalam dua hari ke depan, tenda darurat tersebut sudah bisa digunakan untuk tempat merawat pasien. "Nanti tenda dan velbed (tempat tidur) dari BNPB malam ini datang. Desain ruangan dan partisipasi mulai besok oleh RSUD Tarakan. Mudah-mudahan dua sampai tiga hari bisa disiapkan," kata Erizon.
Erizon menambahkan sejumlah rumah sakit swasta lainnya yang memiliki halaman luas sudah mulai mendirikan tenda darurat. Salah satunya RS PGI Cikini.