Sabtu 26 Jun 2021 04:30 WIB

Banyak Gempa Bumi, Tanda Kiamat? Ini Kata Ibn Katsir

Ibnu Katsir memberikan syarat gempa bumi sebagai tanda kiamat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Katsir memberikan syarat gempa bumi sebagai tanda kiamat. Lokasi bencana gempa (ilustrasi).
Foto: Anadolu Agency
Ibnu Katsir memberikan syarat gempa bumi sebagai tanda kiamat. Lokasi bencana gempa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, — Bencana gempa sering terjadi di Indonesia. Getaran gempa tidak hanya membuat kepanikan masyarakat tetapi juga memporak-porandakan rumah dan bangunan. 

Akan tetapi ada yang lebih mengerikan dari bencana gempa yaitu Kiamat. Dan bencana gempa merupakan salah satu dari tanda-tanda kecil kiamat. Seperti apa penjelasannya, berikut seperti dilansir alukah, pada Jumat (25/6).

Baca Juga

Para ulama membagi tanda-tanda kiamat dibagi menjadi dua bagian. Pertama tanda-tanda kecil yaitu perkara yang dapat memajukan datangnya kiamat. 

Tanda-tanda ini masih terjadi dan akan berlangsung jangka waktu panjang atau lama, serta umum terjadi di tengah kehidupan manusia saat ini. 

Seperti diangkatnya ilmu (yakni dengan meninggalnya ulama), merebaknya kebodohan, bermegah-megah dalam bangunan, sebagian tanda-tanda kecil datangnya kiamat itu dapat mengiringi atau menjadi penanda munculnya tanda-tanda yang besar. 

Kedua, tanda-tanda yang besar, yaitu peristiwa yang menunjukkan hari kiamat akan datang segera dengan cepatnya seketika itu juga. Tanda-tanda ini tidak biasa terjadi atau belum pernah terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa, keluarnya Yajuz dan Majuz serta terbitnya matahari dari Barat. 

Sebagian ahli ilmu atau para ulama membagi tanda-tanda kiamat berdasarkan bentuknya ke dalam tiga bagian: Pertama, peristiwa yang sudah muncul dan berakhir, apa yang telah terjadi sebagaimana yang telah dijelaskan nabi Muhammad seperti munculnya huruhara, pertempuran bangsa Turki.  

Kedua, peristiwa yang sudah dimulai namun belum berakhir dan itu terus berlanjut seperti munculnya para pembohong (penyebar hoaks) dan banyaknya gempa bumi. Ketiga, peristiwa yang belum pernah terjadi dan (pasti) akan terjadi.  

Bagian yang pertama dan kedua adalah tanda tanda kecil datangnya kiamat. Adapun bagian yang ketiga itu terjadi dengan ditandai adanya tanda-tanda besar dan sebagian tanda-tanda kecil datangnya kiamat.  

Dari keterangan di atas jelas bahwa peristiwa gempa bumi merupakan tanda-tanda kecil kiamat yang masih terjadi dan akan terus berlanjut bahkan akan semakin kuat. Sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Nabi SAW bersabda, "Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian." (HR Bukhari) 

Dalam Fath Al-Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan banyaknya gempa bumi itu harus memenuhi dua syarat yaitu menyeluruh dan konsistensi atau terus menerus. Memang, telah terjadi banyak gempa di negara baik Utara, Timmur, atau Barat, tetapi yang dimaksud banyak dalam hadits di atas adalah menyeluruh dan terus menerus.           

Sumber: alukah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement