Sabtu 26 Jun 2021 01:16 WIB

Soroti Oligarki, Amien Rais: Jangan Terlalu Percaya China 

Amien Rais mengingatkan Indonesia harus jadi negara berdaulat

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Nashih Nashrullah
Amien Rais mengingatkan Indonesia harus jadi negara berdaulat.
Foto: Tangkapan layar Youtube Amien Rais Official
Amien Rais mengingatkan Indonesia harus jadi negara berdaulat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Ketua MPR, Amien Rais, menilai demokrasi di Indonesia terus mengalami kemerosotan. Menurutnya demokrasi yang ada saat ini tidak seperti demokrasi yang diharapkan. 

"Karena yang berlaku adalah korporat rezim. Jadi media massanya juga sudah corporate mass media, kemudian governmentnya juga corporate government. Kemudian semuanya corporate law, corporate semuanya," kata Amien dalam agenda diskusi LP3ES bertajuk 'Masa Depan Demokrasi dan Tekno-Ekonomi di Tengah Pandemi' secara daring, Jumat (25/6). 

Baca Juga

Amien memandang Indonesia harus menjadi negara yang berdaulat yang tidak didikte oligarki ekonomi, oligarki intelijen. Dirinya juga berpesan agar Indonesia jangan terlalu percaya dengan negara China. 

"Jangan terlalu percaya dengan negara tirai bambu itu. Karena kalau dulu Romawi punya Pax Romana, Inggris punya Pax Britannica, Amerika punya Pax Americana ternyata sesungguhnya China yang katanya tidak ingin memegangi hegemoni atau supremasi global itu juga diam-diam mengembangkan paxinica-nya itu," ungkapnya.  

Dirinya juga mewanti-wanti agar Indonesia mewaspadai politik lebensraum Cina yang berupaya mengincar menguasai kekayaan Indonesia. Oleh karena itu dia meminta pemerintah untuk memberantas mafia.

Menurutnya selama mafia tidak diberantas maka Indonesia akan menjadi negara yang kehilangan kedaulatan. "Tapi saya masih ada sedikit secercah harapan lah kalau kita kembali ke perjuangan Pak Habibie sebelumnya juga bapak kita semuanya lah ya, kurang lebih semua presiden adalah harus kita hargai, jadi ini masih ada waktu supaya ada perbaikan," ujarnya. 

"Jangan atas nama pandemi kemudian kita ugal-ugalan apa saja kita gasak saya kira itu lebih dari berbahaya," imbuhnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement