REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pada masa pandemi seperti saat ini, hampir seluruh warga dunia, termasuk di Indonesia diuji Allah SWT. Apalagi dengan kembali meningkatnya lagi kasus Covid-19 baru-baru ini.
Seringkali, banyak manusia yang merasa putus asa dalam mengahadapi ujian yang diberikan Allah. Padahal dalam surat Al Baqarah ayat ke-155, dijelaskan tentang makna ujian yang diberikan Allah yaitu sebagai berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah 155).
“Permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, dan manusia tak bisa sempurna tanpa ujian,” ujar anggota Komisi Dakwah dan Ukhuwah MUI, Ustadzah Hj Ruskha Nurur Ru’fah, sebagaimana dikutip dari Program Kata Ulama di TV MUI, Jumat (25/6).
Artinya, kata dia, ujian ini merupakan sebuah proses kita menuju kesempurnaan, layaknya gesekan yang dilakukan pada permata agar permata itu bisa menjadi permata yang indah. Sebab itu kita seharusnya bersyukur ketika diberikan ujian, apalagi Allah menjanjikan sesuatu yang setimpal bagi kita yang selalu bersabar dalame menghadapi ujian dari-Nya.
“Cobaan atau ujian yang menimpa kita tentu sudah diatur Allah SWT. Jika kita bersabar, Allah SWT akan melipatkan pahala dan membantu menyelesaikan semua cobaan dan ujian yang dihadapi oleh umatnya dengan cara berdoa, bersabar, berusaha, dan bertawakal,” ujar dia.
Dia mengutip sabda Rasulullah SAW bahwa tidak ada seorang Muslim pun yang ditusuk duri atau lebih dari itu, kecuali Allah pasti akan menghilangkan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya. (HR Bukhari).
“Jadi, kita tidak perlu takut ketika ditimpa ujian dan cobaan. Setidaknya kita tidak akan merugi, sebab Allah SWT akan mengganjar kesabaran serta ketabahan kita dalam mengahadapi cobaan ini dengan hal yang tidak akan pernah kita sangka-sangka,” kata dia.
Ustadzah Rushka mengatakan, jika ujian saat ini meliputi al-khauf, ketakutan akan tertular penyakit, ketakutan akan menurunnya ekonomi, ketakutan akan menghilangnya nyawa. Selain itu kita merasakan waj’u atau kelaparan, banyak dari kita kehilangan pekerjaan, dan kekurangan harta juga jiwa.
Menurut dia, ujian Allah ini tidak lain tanda kasih Allah dalam membentuk manusia yang tangguh dan muslim yang memiliki kualitas iman tinggi. Diakhir ayat tadi, Allah memberikan kabar gembira bagi mereka yang bersyukur (dalam menerima ujian).
“Masa pandemi yang tidak jelas kapan berakhirnya ini, menuntut kita agar senantiasa bersabar, bersabar, bersabar,” tutur Ustadzah Ruskha
Dia mengajak tanamkan dalam diri kita bahwa ujian bukanlah siksaan, bahwa ujian bukanlah azab dari Allah melainkan justru Allah sangat cinta kepada kita, Allah sangat mencintai hamba hamba-Nya yang beriman dan sabar dalam menghadapi ujian-Nya.
Sebagai Muslim yang beriman hendaklah kita senantiasa bersabar, dan meningkatkan kualitas keimanan kita, memperbanyak ibadah kepada Allah, dan memperbanyak muhasabah, memperbaiki diri, agar Allah segera mengangkat pandemi ini.
“Tetaplah menjaga kesehatan, tetaplah berbahagia, dan tetaplah meningkatkan iman dan takwa. Tentu saja untuk menghindarkan kita dari tertular Ccovid-19, mari kita terapkan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” kata dia mengingatkan.
Sumber: mui.or.id