Sabtu 26 Jun 2021 06:44 WIB

Khamenei Terima Dosis Pertama Vaksin Lokal Iran

Ayatollah Ali Khamenei terima vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Iran

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: EPA-EFE/SUPREME LEADER OFFICE
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menerima vaksin Covid-19 dosis pertamanya, Jumat (25/6). Adapun jenis vaksin yang diterima Khamenei adalah COVIran Barekat, vaksin buatan perusahaan farmasi Iran Shifafarmed. Mantan presiden Republik Islam Iran itu sebelumnya menegaskan tidak akan menerima vaksin buatan luar negeri dan lebih memilih menunggu vaksin buatan Iran.

Shifafarmed mulai mengembangkan vaksin COVIran Barekat sejak akhir Desember tahun lalu. Iran merupakan negara di Timur Tengah yang paling terpuruk karena kurangnya persediaan vaksin. Pada awal 2021, Khamenei telah melarang masuknya vaksin Amerika dan Inggris ke Iran. Sikap ini diambil sebagai bentuk nasionalisme dan ketidakpercayaannya terhadap Barat.

Baca Juga

Hingga saat ini, Iran belum mempublikasikan data tentang kemanjuran vaksin, tetapi mengklaim orang yang mendapatkan vaksin buatan dalam negeri itu memiliki sekitar 85 persen kekebalan terhadap virus corona. Para pejabat Iran melaporkan 115 kematian baru akibat Covid-19, menambah total kematian menjadi 83.588 sejak awal pandemi.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari melaporkan 10.820 kasus baru, menambah total kasus positif menjadi 3.150.949. Setidaknya 1.397 tengah menerima perawatan intensif, 3.219 pasien Covid-19 lainnya dalam kondisi kritis, sedangkan total pasien yang pulih sebanyak 2.809.595.

Iran dikabarkan tengah mengerjakan proyek pembuatan vaksin bersama negara lain. Pihak berwenang Iran mengatakan vaksin yang diproduksi Iran besama Kuba ini akan bergabung dengan paket vaksin negara itu dalam beberapa hari mendatang. Penelitian vaksin lokal Iran telah mendapatkan urgensi karena para pejabat menuduh sanksi Amerika yang berat akan menghambat upaya inokulasi massal Republik Islam tersebut.

Sejauh ini Iran masih mempertahankan beberapa akses untuk mendapatkan vaksin, termasuk melalui partisipasinya dalam COVAX, sebuah inisiatif internasional yang dirancang untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara miskin. Akan tetapi lembaga keuangan internasional enggan berurusan dengan Iran karena takut akan hukuman Amerika. Di bawah aturan COVAX, Iran dapat memesan dosis yang cukup untuk memvaksinasi setengah dari 82 juta penduduknya.

sumber : Arab News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement