REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Mohammad Ramdhan Pomanto belum bisa memastikan pelaksanaan sekolah dengan sistem tatap muka. Danny Pomanto masih melihat kurva penularan COVID-19 sebelum tahun ajaran baru dimulai.
"Kalau persiapan-persiapan sudah kita mulai seperti vaksinasi seluruh tenaga pendidik, dan menyemprotkan disinfektan sekolahnya," ujar dia di Makassar, Jumat (25/6).
Ia mengatakan, adanya peningkatan kurva penularan secara tajam yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun DKI Jakarta, juga menjadi perhatian pihaknya. Dia mengatakan, Makassar masih berada dalam zona hijau penularan, tetapi peningkatan kurva juga sedikit terjadi di kota itu.
"Kita sekarang masih di zona hijau dan ini kita pertahankan, caranya adalah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Langkah antisipasi lainnya juga sudah dijalankan melalui program Makassar Revover kita," katanya.
Selain itu, pertimbangan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Anak Indonesia (PDAI) dan para orang tua yang menginginkan adanya penundaan pelaksanaan sekolah tatap muka juga menjadi perhatian serius. "Pokoknya semua pertimbangan-pertimbangan itu menjadi perhatian kita. Keselamatan warga menjadi prioritas utama bagi kita," terangnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Makassar mengerahkan satuan Pemadaman Kebakaran (Damkar) untuk melaksanakan sterilisasi COVID-19 pada semua sekolah yang akan menggelar pertemuan tatap muka yang mulai efektif pada Juli 2021. "Ini adalah kick off (permulaan) untuk bergerak secara fisik dalam persiapan tatap muka anak sekolah. Ada 400-an sekolah SD dan SMP yang akan disemprot dalam otoritas Pemerintah Kota Makassar. Kalau SMA kita menunggu konfirmasi dari provinsi," ucap Danny Pomanto.