Sabtu 26 Jun 2021 16:23 WIB

WHO Mohon Negara Kaya Bantu Beri Vaksin ke Negara Miskin

Tedros mengecam negara-negara yang tidak disebutkan namanya karena enggan berbagi dos

Rep: ferginadirabach/ Red: Agus Yulianto
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kesenjangan vaksin di antara negara kaya dan miskin terjadi. Negara-negara kaya memvaksinasi kaum muda yang tidak berisiko besar Covid-19, sementara negara-negara miskin sangat kekurangan dosis.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengkhawatirkan, situasi di Afrika yang menurutnya sangat berbahaya oleh karena varian baru Covid-19, Delta menyebar secara global. Dia mencatat infeksi baru dan kematian di Afrika melonjak hampir, 40 persen.

"Dunia kita gagal, sebagai komunitas global kita gagal," ujarnya.

Tedros mengecam, negara-negara yang tidak disebutkan namanya karena enggan berbagi dosis dengan negara-negara berpenghasilan rendah. Dia membandingkannya dengan krisis HIV/AIDS, ketika beberapa orang berpendapat bahwa negara-negara Afrika tidak dapat menggunakan perawatan yang rumit.

"Maksud saya sikap itu harus menjadi sesuatu dari masa lalu. Masalahnya sekarang adalah masalah pasokan, beri saja kami vaksin," tutur Tedros memohon.

"Perbedaannya adalah antara si kaya dan si miskin yang sekarang benar-benar mengekspos ketidakadilan dunia kita, ketidakadilan, ketidaksetaraan, mari kita hadapi itu," ujarnya menambahkan.

Sementara Pakar Darurat WHO Mike Ryan mengatakan, bahwa banyak negara berkembang jauh lebih baik daripada negara-negara industri dalam melakukan vaksinasi massal terhadap populasi mereka terhadap penyakit menular dari kolera hingga polio. "Tingkat paternalisme, tingkat pola pikir kolonial yang mengatakan 'kami tidak bisa memberi Anda sesuatu karena kami takut Anda tidak akan menggunakannya'. Maksud saya serius, di tengah pandemi?" tanyanya.

COVAX yang dijalankan bersama oleh aliansi vaksin GAVI dan WHO, telah mengirimkan 90 juta dosis vaksin Covid-19 ke 132 negara sejak Februari. Namun masih menghadapi masalah pasokan besar sejak India menangguhkan ekspor vaksin.

"Kami melalui COVAX bulan ini nol dosis vaksin AstraZeneca (AZN.L), nol dosis vaksin SII (Serum Institute of India), nol dosis vaksin J&J (JNJ.N) (Johnson & Johnson)," kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO. "Situasinya sekarang sangat buruk," ujarnya menambahkan,

 

 

sumber:

https://www.reuters.com/world/just-give-us-vaccines-who-pleads-poor-countries-go-wanting-2021-06-25/

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement