Sabtu 26 Jun 2021 13:40 WIB

Kadisdik DKI: Kondisi tak Aman, Sekolah tidak akan Dibuka

Disdik DKI telah menghentikan sementara uji coba pembelajaran tatap muka.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Suasana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Nahdiana, mengatakan pihaknya tidak akan membuka sekolah karena kondisi saat ini tidak aman dari penularan Covid-19. Disdik DKI telah menghentikan sementara uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) karena lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir.

"Apakah nanti sekolah ini akan dibuka? Kami menyampaikan ketika kondisinya tidak aman kami tidak akan membuka," ujar Nahdiana dalam webinar Kajian Kesiapan PTM di DKI Jakarta, Sabtu (26/6).

Baca Juga

Nahdiana menuturkan, tidak membuka sekolah bukan berarti menghentikan kegiatan belajar mengajar. Disdik DKI secara paralel mencari terobosan untuk memaksimalkan pembelajaran secara daring.

Ia menjelaskan, pelaksanaan uji coba PTM terbatas di 85 sekolah yang sudah berlangsung sejak 7 April dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini membuat rencana tahapan pelaksanaan pembelajaran pada kebiasaan baru bertahap (PPKB) hingga pembukaan seluruh sekolah (100 persen) pada 1 November 2021 ditunda.

Nahdiana menegaskan, ketika nanti kondisi pandemi Covid-19 mulai membaik dibandingkan beberapa hari terakhir ini, Disdik DKI tidak serta-merta membuka sekolah. Ada komponen asesmen siap buka sekolah dan siap mengajar yang wajib dipenuhi satuan pendidikan, seperti penerapan protokol kesehatan dan kondisi warga sekolah secara berkala.

"Kalau sekolah belum siap bahwa ya kita meneruskan belajar dari rumah," katanya.

Dia menerangkan rencana pengaturan PPKBB. Disdik DKI mengatur penyesuaian durasi belajar dan materi pembelajaran di sekolah. Satuan pendidikan dapat mendiskusikan materi pembelajaran yang diprioritaskan untuk diajarkan saat PTM. Misalnya, materi pembelajaran yang kurang efektif dilakukan saat belajar daring.

Sedangkan, kegiatan olahraga dan ekstrakulikuler ditiadakan ketika PTM. Kemudian kantin ditutup dan perpustakaan dibuka hanya untuk melayani pinjam buku. "Satu minggu sesungguhnya anak itu hanya satu kali ke sekolah," tutur Nahdiana.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement