REPUBLIKA.CO.ID, Direktur Laboratorium Kesehatan Mental Muslim dan Psikologi Islam, Universitas Stanford, Dr Rania Awaad saat menghadiri program agama virtual Ramadhan mendapatkan pertanyaan tak terduga. Apakah sholat dan doa untuk mereka yang meninggal karena bunuh diri dibolehkan?
Menurut Awaad, situasi ini jarang dibahas dalam komunitas Muslim AS. Karenanya, situasi ini rentan kesalahpahaman. Awaad bersama Imam dan pemimpin komunitas Muslim di AS mencoba meningkatkan kesadaran di kalangan komunitas Muslim untuk mencegah terjadinya bunuh diri dan memberikan bimbingan secara agama dan budaya.
Upaya yang dilakukan Awaad dan pimpinan komunitas Muslim merupakan respons terhadap kejadian mengejutkan di Allen, Texas pada April lalu. Saat itu, enam anggota keluarga Muslim di Allen tewas. Penyelidik mengungkap pembunuhan dilakukan oleh anggota keluarga dan diakhiri dengan bunuh diri.
Setelah tragedi Allen, Awaad memberikan pelatihan virtual tentang respons bunuh diri termasuk kepada para pemimpin agama dan masyarakat. Laboratoriumnya di Stanford menyediakan pedoman untuk khotbah-khotbah Islam.
“Tanggapan terhadap krisis inilah bagian tersulit,” katanya dilansir AFP, Ahad (27/6).
Awaad mengetahui bunuh diri secara teologis dilarang di bawah Islam. Namun, masalah ini bukan hak seseorang karenanya dia percaya mereka yang meninggal dapat menerima doa terlepas bagaimana yang bersangkutan meninggal.
"Kami tidak tahu keadaan seseorang ketika mereka mencapai titik ini dalam hidup mereka, dan kami tidak tahu keadaan mental mereka pada saat itu," katanya.
"Hanya Tuhan yang bisa menilai ini."