Dua Gedung di Asrama Haji Sukolilo Dijadikan Ruang Isolasi
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) meresmikan Rumah Isolasi OTG (Orang Tanpa Gejala) di area Asrama Haji Sukolilo Surabaya (ilustrasi) | Foto: Pemprov Jatim
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menambahkan dua gedung untuk isolasi pasien Covid-19 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya seiring terjadinya lonjakan kasus di Kota Pahlawan. Berdasarkan data dari lawancovid-19.surabaya.go.id per 26 Juni 2021, ada 451 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 aktif yang masih menjalani perawatan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap, pasien Covid-19 tanpa gejala nantinya bisa dirawat di Asrama Haji. Artinya, pasien yang dirawat di rumah sakit hanyalah mereka yang memang benar-benar membutuhkan.
"Ada tambahan dua gedung, kapasitasnya sekitar 160 hingga 200-an. Kalau di IGD masih banyak yang antre, tidak bisa masuk RS, makanya yang OTG bisa di Asrama Haji. Yang di RS kalau membaik, langsung pindah ke Asrama Haji," kata Eri di Surabaya, Ahad (27/6).
Eri mengingatkan, jumlah total pasien Covid-19 tanpa gejala yang dirawat di Asrama Haji mencapai 480 orang. Maka dari itu, untuk mengantisipasi penuhnya ruang isolasi, Pemkot Surabaya menambah dua gedung dengan kapasitas mencapai 200 tempat tidur. “Insya Allah yang ada di Asrama Haji cepat sembuh, karena OTG 3-4 hari sudah sembuh ya. Di RS butuh waktu lama mungkin," ujarnya.
Ery berharap, warga Kota Surabaya terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap penularan Covid-19. Ia meminta apabila ada warga yang sudah merasa tidak nyaman dengan badannya karena mungkin kena Covid-19, walaupun belum sesak nafas atau belum dites swab, ia meminta untuk segera periksa. “Tolong segera periksa, tolong selamatkan orang tua, anak, istri, dan keluarga njenengan semuanya,” kata dia.
Eri memastikan akan terus mencari solusi untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Kota Pahlawan ini. Eri juga mengaku masih memikirkan untuk membuat ruang isolasi lapangan, misalnya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) atau tempat lainnya. Namun, ini masih terus dikaji oleh jajaran Pemkot Surabaya. “Yang pasti, saya dan jajaran Pemkot Surabaya akan berjuang habis-habisan, yang penting warga Surabaya sehat,” ujarnya.