REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 di Kota Bekasi telah mencapai angka 88,46 persen. Jumlah ini menjadi lampu merah bagi fasilitas kesehatan di Kota Bekasi.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho, mengatakan, saat ini kondisi rumah sakit harus memisahkan mana saja pasien yang perlu menjalani perawatan dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal ini terjadi lantaran penuhnya kapasitas tempat tidur yang ada.
“Di UGD akan diskrining untuk memisahkan mana gejala ringan yang bisa isolasi mandiri, mana yang butuh perawatan di RS,” tutur Eko kepada Republika.co.id, Ahad (27/6).
Eko mengatakan, jumlah bed atau tempat tidur isolasi sudah ditambah 20 persen dari total 1.286 bed yang tersedia di fasilitas kesehatan. Namun, jumlah itu masih terus menerus terisi penuh.“Jumlah itu sudah termasuk RSUD,” tutur dia.
Sebelumnya, Direktur Utama RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid, Kusnanto Saidi, mengatakan, RSUD menyiapkan 400 bed isolasi bagi pasien Covid-19. Jumlah itu sudah terisi semua. “Saat ini ruangan yang kita siapkan 400 bed (khusus Covid-19) itu, sudah terisi,” jelasnya, Sabtu (26/6).
Sedangkan tenda darurat menyediakan 40 bed pasien dan IGD di lorong rumah sakit ada 15 bed. Kusnanto mengatakan pihak RSUD terus memutar cara pasien yang datang dapat terurai.
“Saya sudah berkoordinasi dengan kepala Dinas Kesehatan untuk membantu, mengurai pasien untuk dirujuk ke rumah sakit yang ada di Kota Bekasi ataupun DKI Jakarta,” tutur dia.