REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengambil langkah pertama dalam pembangunan kanal di tepi barat Istanbul. Banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak lingkungan dan ekonomi dari proyek tersebut.
“Hari ini kami membuka halaman baru dalam sejarah perkembangan Turki. Kami melihat Kanal Istanbul sebagai proyek untuk menyelamatkan masa depan Istanbul, memastikan keselamatan jiwa warga Bosphorus dan sekitarnya,” kata Erdogan pada Sabtu dalam upacara peletakan batu pertama Jembatan Sazlidere.
Pemerintah mengatakan proyek tersebut akan memudahkan lalu lintas kapal dan mengurangi risiko kecelakaan di Selat Bosphorus, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Selat ini menghubungkan Laut Marmara dan Laut Hitam. Proyek itu diperkirakan akan menghabiskan biaya sekitar 15 miliar dolar Amerika dan diharapkan dapat selesai dalam waktu enam tahun.
Pengamat Transportasi sekaligus Eks Anggota Parlemen Mustafa Ilicali mengatakan lalu lintas laut telah meningkat 72 persen di Bosphorus sejak 2005. “Tanker menimbulkan kecelakaan di selat ini. Kapal yang tertunda akan mencemari laut dan menimbulkan emisi,” ujar dia.