Ahad 27 Jun 2021 23:34 WIB

Terpapar Covid-19, Ratusan Nakes di Kota Bogor Bertumbangan

Sebagian besar nakes terpapar dari rumah sakit dan keluarganya.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 336 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Bogor, terkonfirmasi terpapar Covid-19. Sebagian besar kesehariannya, mereka bertugas menangani pasien Covid-19.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, ratusan kasus tersebut merupakan kasus aktif. Dimana angka tersebut akan terus bertambah. “Saat ini total yang terpapar 336. Dan ini kasus aktif. Dan presentasenya terus naik,” kata Bima Arya, Ahad (27/6).

Baca Juga

Bima Arya mengatakan, sebagian besar nakes terpapar dari rumah sakit dan keluarganya. Agar rumah sakit tidak lumpuh karena banyaknya nakes yang terpapar, pemerintah harus melakukan langkah pencegahan Covid-19 yang lebih strategis.

“Ini artinya mungkin saat ini masih bisa, tapi kalau tidak ada langkah-lanhkah yang lebih strategis lagi, maka rumah sakit kita bisa lumpuh. Itu yang sangat kita khawatirkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bima Arya mengatakan, semakin lama pemerintah mengambil keputusan atau kebijakan, dikhawatirkan semakin bangak nakes yang bertumbangan. Sehingga, angka penambahan kasus harus diperhatikan. Kecepatan vaksinasi, dan penambahan tempat tidur menurutnya tidak bisa mengimbangi nakes yang terpapar.

Tak hanya itu, lanjutnya, banyaknya nakes yang terpapar bukan hanya memengaruhi pelayanan terhadap kasus Covid-19. Melainkan juga memengaruhi target pemberian vaksin.

“Saya kira kita harus berempati kepada nakes yang terus bertumbangan. Selain itu, siapa yang akan memberikan vaksin nantinya? Tidak semua orang bisa melayani. Jadi ini harus dipikirkan. Saya berbicara seperti ini atas dasar data tadi, tren nakes yang terpapar di Kota Bogor yang luar biasa sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, kasus nakes yang terpapar Covid-19 biasanya karena adanya tren kenaikan kasus positif Covid-19. Sehingga, mereka yang berada di garda terdepan dalam menangani pasien semakin berpotensi tertular meskipun sudah mendapatkan dosis vaksin. “Ada beberapa (laporan). Beberapa nakes banyak terpapar juga. Di RS, puskesmas, mereka sebenarnya sudah divaksin,” kata Retno. 

Meski mereka dinyatakan positif, nakes yang sudah divaksin dan terinfeksi medio pertengahan Januari lalu tergolong gejala ringan lantaran sudah divaksin. Retno mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena mereka sudah terbentuk antibodi karena vaksinasi. “Insya Allah dengan vaksin ketika terpapar lagi, tidak jatuh dalam kondisi berat,” katanya. 

Doa menambahkan, tren nakes yang terpapar Covid-19 cenderung naik pada Juni ini. Setelah sejak Februari atau saat mulai vaksinasi terhadap nakes pada pertengahan Januari, jumlah nakes yang terpapar cenderung sedikit.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement