Senin 28 Jun 2021 06:23 WIB

Israel Izinkan BBM untuk Pembangkit Listrik Dikirim ke Gaza

Izin masuknya BBM ke Gaza setelah melalui penilaian badan militer Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Izin masuknya BBM ke Gaza setelah melalui penilaian badan militer Israel. Ilustrasi BBM Gaza
Foto: AP/Yousef Masoud
Izin masuknya BBM ke Gaza setelah melalui penilaian badan militer Israel. Ilustrasi BBM Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV – Israel akan mengizinkan pengiriman bahan bakar untuk keperluan pembangkit listrik di Jalur Gaza. Itu merupakan pelonggaran terbaru setelah Israel memperkuat blokadenya terhadap Gaza pasca terlibat konflik dengan Hamas bulan lalu. 

“Keputusan (mengizinkan pengiriman bahan bakar) itu dibuat setelah penilaian keamanan dalam hal tersebut dan disetujui eselon politik, serta tergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan,” kata Cogat, sebuah badan militer Israel yang mengelola urusan sipil di wilayah Palestina, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (27/6), dikutip laman Al Arabiya. 

Sebelumnya Cogat mengumumkan bahwa Israel akan mengizinkan ekspor terbatas produk pertanian dari Gaza. "Ekspor terbatas produk pertanian dari Jalur Gaza akan dimulai Senin (21/6),”katanya pada Ahad (20/6).  

Produk-produk pertanian akan diizinkan keluar dari Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom. Sama seperti keputusan terbaru, Cogat mengungkapkan tindakan sipil tersebut, yang telah disetujui eselon politik, bergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan. 

Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al Aqsa.   

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai berkat peran mediasi Mesir. Amerika Serikat (AS) juga mengklaim memainkan diplomasi belakang layar untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel.   

Menurut Kementerian Perumahan Gaza, pertempuran yang berlangsung pada 10-21 Mei lalu telah menghancurkan 1.500 unit rumah. Sebanyak 1.500 unit rumah lainnya rusak dan tak dapat diperbaiki.

 Sementara 17 ribu bangunan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Seorang pejabat di Kementerian Perumahan Gaza menyebut biaya pembangunan kembali dapat mencapai 150 juta dolar AS.  

Tak hanya bangunan, gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement