Senin 28 Jun 2021 08:09 WIB

Presiden Mesir Kunjungi Irak Pertama Kali Sejak Konflik

Presiden Mesir terakhir kali mengunjungi Irak pada 1990

Rep: Rizky Jaramaya/Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.
Foto: Welt.de
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi tiba di Baghdad dalam kunjungan pertama kepala negara Mesir ke Irak sejak Saddam Hussein menginvasi Kuwait tahun 1990. Peristiwa sejarah itu sempat membuat hubungan diplomatik Irak dan Mesir retak.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir hubungan kedua negara mulai membaik. Pejabat masing-masing negara saling mengunjungi. Amerika Serikat juga mendesak Irak memperbaiki hubungan dengan negara-negara Arab lain untuk menghalau pengaruh Iran di negara itu.

Baca Juga

Kunjungan Sisi pada Ahad (27/6) itu bagian dari pertemuan tiga negara Arab yakni Mesir, Yordania dan Irak. Itu adalah pertemuan keempat mereka yang bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi, keamanan, perdagangan dan investasi.

Beberapa tahun terakhir Irak menandatangani kesepakatan kerja sama dalam bidang energi, kesehatan dan pendidikan dengan Yordania dan Mesir. Tidak lama setelah Sisi sampai Raja Yordania Abdullah juga tiba di Baghdad. Ia juga disambut Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden Iran Barham Salih.

Tahun lalu Kadhimi, Sisi dan Abdullah menggelar pertemuan di Amman. Mereka dijadwalkan bertemu kembali di Baghdad pada bulan April. Tapi pertemuan tersebut ditunda karena kecelakaan kereta di Mesir yang menewaskan dan melukai puluhan orang.

Bulan Februari lalu Mesir menandatangani 15 kesepakatan dan nota kesepahaman dengan Irak di sektor minyak, jalanan, perumahan, konstruksi dan perdagangan. Setelah kabinet Irak menyetujui proposal memperbaharui kontrak dengan Egypt General Petroleum Corporation (EGPC) untuk 12 juta barel minyak mentah Basra untuk tahun 2021 bulan Desember lalu.

"Presiden menegaskan aspirasi Mesir dalam pembangunan kerja sama bilateral dengan Irak ke dalam kerangka kerja ekonomi integrasi yang berkelanjutan dan kerjasama strategis, terutama mengingat tantangan yang dihadapi kawasan," kata kantor Kepresidenan Mesir dalam pernyataanya.

Irak juga berencana membangun pipa untuk mengekspor 1 juta barel per hari minyak mentah Irak dari selatan Kota Basra ke Pelabuhan Aqaba di Laut Merah, Yordania. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement