REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Perdagangan India Piyush Goyal telah meningkatkan tekanan kepada pada raksasa ecommerce asal Amerika Serikat (AS) seperti Amazon dan Walmart. Dia menuduh perusahan Washington itu arogan dan melanggar undang-undang setempat dengan terlibat dalam praktik penetapan predatory pricing.
"Sejumlah perusahaan ecommerce besar ini telah datang ke India dan secara terang-terangan melanggar hukum negara dengan lebih dari satu cara," kata Goyal dalam acara virtual pada Sabtu (26/6) malam.
Predatory pricing adalah salah satu bentuk strategi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam menjual produk dengan harga yang sangat rendah. Strategi itu bertujua untuk menyingkirkan pelaku usaha pesaing dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.
Goyal mengatakan perusahaan menggunakan skala dan akses ke kumpulan besar modal berbiaya rendah untuk menikmati praktik penetapan predatory pricing. Langkah itu dinilai merugikan toko-toko lebih kecil.
"Saya sudah beberapa kali terlibat dengan perusahaan-perusahaan besar ini, terutama yang Amerika, dan saya bisa melihat sedikit arogansi," kata Goyal.
Goyal tidak secara langsung menyebut Amazon.com atau Flipkart Walmart Inc yang merupakan pemain ecommerce dominan di India. Komentarnya datang pada saat meningkatnya keributan dari pedagang kecil dan pengecer India yang menuduh raksasa AS itu menghindari undang-undang perlindungan konsumen dan undang-undang persaingan India. Kedua perusahaan telah membantah tuduhan yang ditujukan kepada mereka oleh para pedagang.
Menteri Perdagangan juga mengkritik perusahaan asal AS karena terlibat dalam forum shopping di pengadilan atau perkara yang kasus hukumnya didengar di pengadilan dianggap paling mungkin untuk memberikan penilaian yang menguntungkan. Dia pun menuduh perusahan gagal mematuhi penyelidikan yang diluncurkan oleh Komisi Persaingan India (CCI).
Flipkart dan Amazon telah mengajukan banding terhadap tawaran CCI untuk memulai kembali penyelidikan terhadap praktik bisnis mereka. Langkah itu setelah seorang hakim bulan ini menolak permohonan tersebut.
"Menurut saya, jika mereka tidak menyembunyikan apa pun, jika mereka melakukan praktik bisnis yang jujur, mengapa mereka tidak menanggapi CCI?" ujar Goyal.