REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) akan memanggil guru dan kepala sekolah (kepsek) yang dilaporkan malas mengajar. Hal itu menyusul banyaknya laporan yang diterima terkait aktivitas belajar mengajar di ibu kota Provinsi Malut tersebut.
"Kami mendapatkan sejumlah permasalahan yang terjadi, terutama dari sisi pendidikan pada tiga kecamatan pulau terluar, yakni Pulau Hiri, Batang Dua, dan KecamatanMoti.Pemkot segera memanggil dinas terkait untuk tindaklajut hal tersebut," kata Wakil Wali Kota Ternate, Jasri Usman di Kota Ternate, Senin (28/6).
Jasri menyatakan, terkait minimnya tenaga pengajar (guru) di kecamatan terluar Kota Ternate, akan dievaluasi oleh Dinas Pendidikan. "Saya akan instruksikan kepala dinas pendidikan untuk nantinya memanggil guru yang diketahui tidak aktif mengajar di sekolah yang ada di tiga kecamatan pulau," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekolah dasar di Moti yang gurunya tidak hadir, bahkan juga kepala sekolah yang sudah enam bulan tidak masuk sekolah. Nantinya, Jasri segera memanggil kepala sekolah tersebut.
Selain itu, kata Wawali, skema untuk penempatan guru-guru di sekolah baik SD maupun SMP akan diatur lagi. Menurut dia, harus ditanamkan kembali prinsip guru, di mana harus bersedia ditempatkan di mana saja.
"Akan tetapi, terkadang tidak disadari oleh guru-guru kita dalam melaksanakan tugasnya, karena seringkali meninggalkan tugasnya," kata Jasri.S
Di sisi lain, Jasri secara tegas memberikan peringatan kepada guru, bahkan kepala sekolah yang justru tidak memiliki perhatian dan kepedulian terhadap sekolah dan pendidikan. "Dengan tidak masuk hingga berbulan-bulan saya rasa itu tidak memiliki kepedulian terhadap sekolah, nanti kami hubungi kadis pendidikan untuk ditindaklanjuti," katanya.