REPUBLIKA.CO.ID,CAPE TOWN--Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa telah memberlakukan kembali pembatasan ketat selama dua pekan untuk memerangi lonjakan varian virus corona Delta yang sangat menular. Ramaphosa menyampaikan Afsel menghadapi kebangkitan infeksi besar-besaran akibat varian delta.
"Fasilitas kesehatan kami diperluas hingga batasnya ... tempat tidur ICU kekurangan pasokan," kata Ramaphosa dilansir dari Aljazeera pada Senin (28/6).
Ramaphosa kini memposisikan Afsel pada tingkat siaga empat, hanya satu tingkat di bawah lockdown penuh. Ramaphosa melarang semua pertemuan, kecuali pemakaman di mana jumlahnya akan dibatasi 50 orang. Ia juga memerintahkan larangan penjualan alkohol.
Restoran di Afsel tidak lagi dapat menyajikan makanan di tempat, dan hanya akan diizinkan untuk menjual makanan untuk dibawa pulang atau diantar. Jam malam telah diperpanjang satu jam.
Pihak berwenang mengatakan puncak gelombang ketiga didorong oleh varian Delta akan melampaui gelombang sebelumnya karena negara itu berjuang untuk segera meluncurkan vaksinasi. Ramaphosa menduga puncak gelombang ketiga akan lebih parah dari dua sebelumnya.
"Kami berada dalam cengkeraman gelombang dahsyat yang dengan semua indikasi sepertinya akan lebih buruk daripada yang mendahuluinya," ujar Ramaphosa.
Menurut data pemerintah, varian Delta saat ini menjadi varian dominan di Afrika Selatan. penguncian baru bertujuan untuk menghilangkan beban sistem perawatan kesehatan negara.
Afrika Selatan telah melaporkan 1.928.897 kasus setelah mencatat 15.036 kasus pada Ahad (27/6), turun dari hari sebelumnya ketika 18.762 infeksi baru didiagnosis. Negara ini telah mencatat 59.900 kematian akibat virus Corona.