REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memiliki drone dengan jangkauan 7.000 kilometer atau 4.375 mil. Hal ini diungkapkan oleh Komandan Panglima Garda Revolusi Iran Hossein Salami pada Ahad (27/6).
"Kami memiliki kendaraan udara tak berawak (drone) dengan jangkauan jarak jauh 7.000 kilometer. Mereka dapat terbang, pulang ke rumah, dan mendarat di mana pun mereka berencana," kata Salami seperti dikutip oleh kantor berita negara, IRNA.
Analis militer Barat mengatakan, drone adalah elemen kunci dalam pengawasan perbatasan Teheran, terutama perairan Teluk di sekitar Selat Hormuz yang merupakan lalu lintas dari seperlima pasokan minyak dunia. Iran dan pasukan regional yang didukungnya semakin mengandalkan drone di Yaman, Suriah, dan Irak dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan Salami muncul ketika Iran dan enam kekuatan dunia sedang dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Pada 2018, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran dan menerapkan sanksi ekonomi. Ketika itu, Trump berupaya menekan Iran, dengan tujuan untuk mengekang kegiatan nuklir Iran. Sejak saat itu, Iran melanggar batas kesepakatan pengayaan uranium.