Senin 28 Jun 2021 17:48 WIB

Peneliti India Sebut Varian Delta Plus Ancam Paru-Paru

51 kasus Delta Plus telah terdeteksi di 12 negara bagian India.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Varian Delta Plus COVID-19 memiliki afinitas yang lebih besar terhadap jaringan paru-paru dibandingkan dengan strain lain. Namun varian itu tidak berarti akan menyebabkan penyakit yang parah atau lebih mudah menular. 

Hal tersebut disampaikan oleh ketua Kelompok Kerja COVID-19 dari Kelompok Penasihat Teknis Nasional untuk Imunisasi (NTAGI) NK Arora. Varian virus baru dari coronavirus, Delta Plus, diidentifikasi pada 11 Juni. Baru-baru ini diklasifikasikan sebagai varian yang mengkhawatirkan. Hingga saat ini, 51 kasus Delta Plus telah terdeteksi di 12 negara bagian India.

Baca Juga

"Delta plus memiliki afinitas yang lebih besar pada lapisan mukosa di paru-paru, lebih tinggi dibandingkan varian lainnya, tetapi apakah menyebabkan kerusakan atau tidak belum jelas. Ini juga tidak berarti bahwa varian ini akan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih menular," kata Arora dilansir dari livemint pada Senin (28/6).

Arora mengatakan dampak dari strain Delta plus akan menjadi lebih jelas karena lebih banyak kasus diidentifikasi. Namun, tampaknya penyakit ini umumnya ringan pada semua orang yang telah mendapat vaksin dosis tunggal atau ganda.