REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – India dilaporkan mengerahkan 50 ribu tentara tambahan ke wilayah perbatasannya dengan China, tepatnya di Ladakh, Jammu-Kashmir. Mereka disebut dilengkapi dengan artileri berat.
Bloomberg, dalam laporannya pada Senin (28/6), mengatakan India sudah mengerahkan 450 tentara ke perbatasannya dengan China di Ladakh. Pengerahan itu merupakan pergeseran bersejarah menuju postur militer ofensif terhadap Negeri Tirai Bambu.
Bloomberg menyebut situasi di perbatasan kini sangat rentan. Sebab kesalahan perhitungan dapat mendorong India dan China ke jurang konflik. Tentara India dan Cina di wilayah perbatasan Ladakh sudah terlibat beberapa kali bentrokan.
Pada 7 September 2020, pasukan kedua negara terlibat bentrok di wilayah Ladakh, tepatnya di sekitar Danau Pangong Tso. Terdapat tembakan peringatan yang dilepaskan ke udara. China dan India saling tuding sebagai pihak yang melakukan hal tersebut. Bentrokan serupa juga terjadi pada 29 Agustus.
Pada 15 Juni tahun lalu, tentara India dan China juga terlibat bentrokan di Lembah Galwan, Ladakh. Peristiwa itu mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan.
Pascabentrokan tersebut, China dan India melakukan pembicaraan di level diplomatik serta militer. Kedua negara setuju untuk mengambil langkah-langkah yang bertujuan mengurangi ketegangan di perbatasan.
India dan China terikat perbatasan de facto yang dikenal dengan istilah Line of Actual Control (LAC). Medan di sepanjang LAC diketahui berupa sungai, danau, dan tebing bersalju. Hal itu menyebabkan garis pembatas kedua negara samar serta dapat bergeser. Alhasil pasukan patroli perbatasan India dan China kerap bersinggungan dan tak jarang memicu perkelahian atau kontak fisik.