Selasa 29 Jun 2021 03:05 WIB

Irak, Mesir, dan Yordania Sepakat Tingkatkan Kerja Sama

Peningkatan kerja sama akan dijalin di bidang keamanan dan ekonomi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, tengah, tiba di bandara di Baghdad, Irak, Minggu, 28 Juni 2021.
Foto: AP/Khalid Mohammed
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, tengah, tiba di bandara di Baghdad, Irak, Minggu, 28 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Irak, Mesir dan Yordania sepakat untuk meningkatkan kerja sama selama pertemuan Tripartite Summit. Peningkatan kerja sama akan dijalin di bidang keamanan dan ekonomi.

Dilansir di Saudi Gazette, Senin (28/6), pada pertemuan puncak tripartite, akhir pekan lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sissi untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir mengunjungi Irak.

Kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sissi dan Raja Yordania Abdullah II dilakukan ketika Irak berusaha untuk lebih dekat dengan Arab. El-Sissi dan Raja Abdullah bertemu dengan Presiden Irak Barham Saleh dan Perdana Menteri Mustafa Al-Kadhemi.

El-Sissi mengatakan pesannya terhadap Irak bahwa ke depannya akan ada tantangan regional yang sangat besar. Menanggapi hal itu, Presiden Irak Barham Saleh mengatakan bahwa pemulihan negaranya menuju sistem yang terintegrasi dapat dibangun dengan melawan ektrimisme.

“Pemulihan Irak membuka jalan menuju sistem terintegrasi untuk wilayah kami yang dibangun di atas perang melawan ekstremisme, menghormati kedaulatan dan kemitraan ekonomi,” kata Saleh.

KTT yang diadakan antara Kadhemi dan tamunya membahas isu-isu regional, serta cara-cara memperkuat kerja sama antara Irak, Yordania, dan Mesir di bidang keamanan, energi, dan perdagangan.

Para pemimpin membahas solusi politik untuk perang saudara 10 tahun Suriah berdasarkan resolusi PBB yang akan menjaga keamanan dan stabilitasnya dan memberikan kondisi yang memadai untuk kembalinya para pengungsi.

Para pemimpin menyambut upaya yang sedang dilakukan untuk memulihkan stabilitas di Libya dan Yaman, dan menyerukan kepergian pasukan asing dan tentara bayaran dari Libya. Mereka menyerukan upaya baru untuk mencapai “perdamaian yang adil dan komprehensif” antara Israel dan Palestina, dan untuk pembentukan negara Palestina merdeka.

Mereka juga memuji peran Mesir dalam merundingkan diakhirinya permusuhan mematikan antara Israel dengan Hamas di Gaza pada Mei lalu, dan janji Kairo untuk membantu membangun kembali daerah kantong pantai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement