Selasa 29 Jun 2021 06:39 WIB

Industri Pariwisata Dukung Rencana Wisata Vaksin di Bali

Wisata vaksin bukan berarti mendorong masyarakat berwisata untuk mendapat vaksin

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Anggota Polisi dan Satpol PP Kabupaten Badung menghentikan warga negara asing (WNA) yang melanggar protokol kesehatan saat operasi penertiban prokes dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Desa Canggu, Badung, Bali, Jumat (25/6/2021). Tim satgas gabungan menindak sebanyak 18 orang WNA yang berasal dari berbagai negara tersebut untuk memberikan efek jera agar menerapkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran varian baru COVID-19 di kawasan pariwisata itu.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Anggota Polisi dan Satpol PP Kabupaten Badung menghentikan warga negara asing (WNA) yang melanggar protokol kesehatan saat operasi penertiban prokes dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Desa Canggu, Badung, Bali, Jumat (25/6/2021). Tim satgas gabungan menindak sebanyak 18 orang WNA yang berasal dari berbagai negara tersebut untuk memberikan efek jera agar menerapkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran varian baru COVID-19 di kawasan pariwisata itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencanangkan program wisata vaksin dengan menetapkan Bali sebagai pilot project. Industri pariwisata menyatakan siap mendukung pelaksanaan wisata vaksin sebagai bagian dari percepatan pelaksanaan vaksinasi nasional sekaligus pemulihan ekonomi Bali yang terdampak akibat pandemi Covid-19.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, wisata vaksin merupakan gagasan yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat internal bersama Gubernur Bali dalam upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi.

"Kita tetapkan untuk saat ini adalah wisatawan nusantara yang menjadi target utama, tapi saat Bali nanti kembali dibuka, tentunya kita bisa juga buka untuk wisatawan mancanegara dalam bingkai vaksinasi gotong royong atau mandiri yang tidak akan mengambil porsi vaksin yang diberikan gratis bagi masyarakat Indonesia," kata Sandiaga dalam konferensi pers, Senin (29/6).

Sandiaga menjelaskan, wisata vaksin bukan berarti mendorong masyarakat Indonesia untuk berwisata agar mendapatkan vaksin. Namun vaksin adalah nilai tambah bagi masyarakat yang ingin berwisata.

Berdasarkan big data yang dimiliki Kemenparekraf, terlihat banyak masyarakat Indonesia yang tergiur untuk mengambil program wisata vaksin di luar negeri.

"Ini juga menjadi pemicu dari program wisata vaksin di Bali ini, kenapa harus terbang jauh-jauh, kenapa tidak ke Bali. Kita menawarkan destinasi yang lebih berkualitas sekaligus menyediakan vaksin," katanya.

Ia mengatakan, saat ini industri/biro perjalanan telah mempersiapkan berbagai program wisata vaksin yang mencakup perjalanan selama 14 hari di Bali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Vaksinasi akan dilakukan pada hari pertama dan hari terakhir sebelum kepulangan.

Wisatawan nantinya akan menginap di hotel yang telah tersertifikasi CHSE di 9 kabupaten/kota di Bali. Begitu juga dengan destinasi wisata yang juga telah tersertifikasi CHSE.

"Wisata vaksin ini diharapkan nantinya bisa berjalan dan menggerakkan roda perekonomian di Bali agar kita bisa mampu bertahan di tengah pandemi, mengambil peluang dan cetak pemenang. Saya akan koordinasikan lebih jauh dengan seluruh pemangku kepentingan karena wisata vaksin ini akan mewujudkan pariwisata yang berkualitas," kata Sandiaga.

Sandiaga optimistis keberadaan vaksin akan mencukupi dan Bali akan menjadi prioritas sehingga tidak akan mengurangi 6 juta dosis vaksin yang telah disiapkan pemerintah untuk masyarakat Bali.

Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan siap mewujudkan Bali sebagai pilot project wisata vaksin. Hal ini sekaligus menyatakan bahwa Bali juga siap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. "Kami sangat setuju dengan arahan Pak Menparekraf dan kami siap untuk melaksanakan," kata Wayan.

Anggota tim Wisata Vaksin Nasional Erwin Soerjadi, mengatakan, pada dasarnya industri telah siap dengan program wisata vaksin. Saat ini langkah koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak, baik pemerintah dan juga seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk persiapan pelaksanaan wisata vaksin.

"Tentunya kami akan patuh dengan aturan dan menunggu saat terbaik untuk program ini dijalankan. Sehingga program ini bisa berjalan aman dan tertib, dan dapat membantu menggerakkan roda perekonomian di Bali," kata Erwin.

Deputy Managing Director-MICE ATS Vacations, Linda Febriani Siregar, mengakui bahwa minat masyarakat Indonesia untuk mengambil paket wisata vaksin di luar negeri cukup tinggi.

"Jadi kenapa kita tidak bikin wisata vaksin di Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja sekaligus mendukung kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terutama di Bali," kata Linda.

Dukungan juga disampaikan oleh Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. Ia mengatakan pihaknya mendukung pelaksanaan wisata vaksin di Bali dan siap bekerja sama dengan pemerintah."Kita akan susun program wisata vaksin agar berjalan dengan aman dan nyaman," kata Ida Bagus.

"Kami nyatakan kembali dukungan kami atas segala persiapan recovery di Bali dan Indonesia, apalagi inisiatif yang berkaitan dengan vaksin dan juga wisata vaksin. Kami akan semaksimal mungkin mendukung inisiatif ini dan mengambil bagian dalam inisiatif ini sebagai langkah awal recovery pariwisata Bali dan Indonesia," ujar CEO PT. Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement