Selasa 29 Jun 2021 10:12 WIB

RS Penuh, Muzani Minta Kompleks GBK Dijadikan RS Darurat

Tenis Indor dan sarana lainnya di GBK diusulkan menjadi RS Darurat Covid-19.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Muzani
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Muzani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat signifikan. Beberapa Rumah Sakit di sejumlah daerah di Indonesia pun telah melebihi kapasitas perawatan akibat banyaknya pasien positif Covid yang dirawat. Akibatnya pasien-pasien yang lainnya diharuskan menunggu antrean untuk bisa dirawat.

Karena itu, menurut Muzani, Bupati, Wali kota dan Gubernur bersama dengan pemerintah pusat diminta untuk segera membuka RS darurat. Yakni dengan memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah daerah seperti pusat pendidikan dan latihan (diklat), stadion olahraga atau GOR. "Termasuk pusdiklat yang dimiliki oleh sejumlah BUMN. Maka koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN menjadi perlu," ujar Muzani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/6).

Baca Juga

Lanjut Muzani, pembukaan RS darurat menjadi penting mengingat peningkatan jumlah kasus positif covid terus meningkat signifikan di banyak daerah. Dia juga meminta agar fasilitas yang ada di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) digunakan untuk membuka RS darurat covid. Karena saat ini Jakarta merupakan zona merah yang laju peningkatan kasus covidnya terbesar di Indonesia. 

"Kami menyarankan agar beberapa fasilitas gedung di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan digunakan untuk RS darurat tersebut. Seperti di Tenis Indor dan sarana lainnya. Karena RS di area Jabodetabek mayoritas telah melebihi kapasitas yang menyebabkan antrean panjang pasien," jelasnya. 

Selain itu, sambung Muzani, beberapa asrama haji  juga dapat difungsikan sebagai RS darurat. Apalagi tahun ini ibadah haji ditiadakan. Saat ini fasilitas kesehatan yang ada di Wisma Atlet telah melebihi kapasitas. Sebab sarana prasarana perawatan di Wisma Atlet telah penuh. Sehingga pasien covid pun harus menunggu antrean. 

"Khusus di Jakarta, untuk kondisi seperti sekarang ini kita tidak mungkin bergantung pada Wisma Atlet yang sudah hampir melebihi kapasitas, yang menyebabkan pasien positif lainnya harus mengantre," papar Wakil Ketua MPR itu.

Sambung Muzani, dalam situasi seperti ini, yang diperlukan adalah kerja sama yang maksimal antara semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh komponen bangsa. Pemerintah juga diharapkan untuk membuka kembali peluang bagi pihak-pihak yang ingin menjadi relawan dalam rangka penanganan covid di Indonesia. Karena saat ini seluruh tenaga kesehatan (nakes) dan para dokter yang menangani pasien covid sangat kelelahan akibat terus meningkatnya jumlah kasus positif covid.

"Pemerintah sebaiknya membuka peluang bagi orang-orang yang ingin menjadi relawan covid. Mengingat para nakes kita, seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat kelelahan karena pasien positif terus bertambah dan berdatangan ke setiap rumah sakit," ujar Muzani. 

Muzani juga meminta pemerintah untuk terus melakukan kontrol di lapangan agar protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik. Masyarakat juga diminta untuk tidak berkerumun, menjaga jarak, dan selalu menggunakan masker. Kemudian juga, ia meminta agar saling membantu dalam rangka penanganan Covid-19 dan jangan saling menyalahkan karena beban dan persoalannya begitu berat. 

"Ini adalah masalah kita bersama. Kami percaya bahwa solidaritas dan kebersamaan kita akan mampu menghadapi badai ini. Dan pada akhirnya optimisme ini akan kita dapatkan," tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement