REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kasus Covid-19 harian di Kota Bogor kembali pecah rekor. Pada Senin (28/6), tercatat penambahan kasus sebanyak 447, setelah sebelumnya sempat menembus rekor sebanyak 310 kasus pada pekan lalu.
"Penambahan kasus positif Covid-19 pada Senin (28/6) mencapai 447 kasus. Dengan begitu, total kasus positif Covid-19 di Kota mencapai 20.015 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno Selasa (29/6).
Retno memerinci, sebanyak 3.391 pasien masih dalam keadaan sakit atau dirawat. Sementara, 16.341 orang sudah sembuh dan 283 orang meninggal dunia.
Di samping itu, lanjut dia, peningkatan juga terjadi pada ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan ruangan untuk pasien Covid-19. Pekan ini, BOR di Kota Bogor mencapai 83 persen.
"Dari 981 tempat tidur khusus perawatan pasien Covid-19 yang tersebar di 21 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor, 814 di antaranya sudah terisi. Atau sudah terisi 83 persen dari kapasitas yang tersedia," ucapnya.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengupayakan penambahan tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19. Pada awal pekan lalu, jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 sebanyak 856, sedangkan pada pekan ini sudah bertambah menjadi 981 tempat tidur.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto juga mengupayakan pengaktifan kembali Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor. Setelah sempat dinonaktifkan pada Maret lalu.
Bima Arya sempat melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito. Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai hal, salah satunya dioperasikannya kembali RS Lapangan.
Dia menjelaskan, BNPB mendukung diaktifkannya kembali RS Lapangan sesegera mungkin karena kebutuhan tempat tidur isolasi yang sudah sangat mendesak. Rencananya, pada Jumat (2/7), RS Lapangan bisa kembali digunakan dengan jumlah tempat tidur dan fasilitas yang sama seperti sebelumnya.
Ketika diaktifkan kembali nanti, RS Lapangan akan berada di bawah koordinasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. “Nanti tidak melakukan permohonan dana seperti waktu itu kepada BNPB. Tetapi dikelola langsung oleh RSUD karena sudah bisa langsung dilakukan klaim. Nanti RSUD melakukan klaim, semuanya itu nanti dibiayai oleh negara,” tutupnya.