Industri Digital Berikan Peluang Berkarir
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Digital marketing atau pemasaran digital. Ilustrasi | Foto: opencolleges.edu
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi memaksa banyak sektor sektor dijalankan secara daring. CEO Enigma Camp, Muhammad Irfan berpendapat, kondisi ini membuat peluang kerja yang terkait sistem teknologi dan informasi semakin diminati.
Sejak kuartal tiga 2020, iklim industri digital justru menunjukkan tren positif pada pertumbuhan ekonomi dibanding sektor lan. Ia melihat, masalah yang dihadapi Indonesia soal ketenagakerjaan selama pandemi mengerucut kepada dua isu besar.
Hal ini terkait semakin banyaknya generasi muda yang belum mampu berkarier, tapi tidak diimbangi ketersediaan lapangan kerja. Namun, Irfan meyakini peluang karir di industri digital mampu mengisi kekosongan lapangan kerja yang banyak dicari.
Irfan menyebut, setidaknya ada lima pekerjaan pada era digitalisasi yang banyak dibutuhkan perusahaan teknologi. Baik dari skala global maupun nasional seperti IT Support, IT Network, Cyber Security, Software Developer, dan Data Specialist.
"Jadi, kesempatan itu sebenarnya sangat luas untuk mau lebih menyelami industri di bidang IT," kata Irfan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Selain itu, untuk membangun kesiapan karir pada era digital tentu memerlukan beberapa langkah esensial. Karenanya, Irfan menekankan, perlu ada tujuan dan visi yang jelas dalam rangka merencanakan karir di lingkup teknologi informasi.
"Kita harus punya clear vision untuk beberapa tahun ke depan, 10 tahun ke depan kita harus jadi apa, tetapkanlah target itu," ujarnya.
Selanjutnya, mengembangkan engineer skill secara lebih luas dan memiliki satu persona yang mampu jadi mentor agar dimensi pengembangan kemampuan yang didapat tidak membosankan. Terakhir, membangun ekosistem jaringan yang profesional.
Ia menyadari, masih ada beberapa ketimpangan dari kurikulum yang disampaikan di bangku pendidikan dengam yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan digital. Untuk itu, perlu keseimbangan kurikulum yang terkini terhadap fenomena digital.
"Agar ditemukan sinergi positif dari pergerakan industri teknologi dan informasi nasional," kata Irfan.