UGM Gelar Sekolah Jangka Benah untuk Petani Sawit
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Sekolah Jangka Benah yang diikuti 40 petani dari Jambi dan Kalimantan Tengah. Selain petani sawit mitra, turut diikuti perwakilan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Jambi dan Kalimantan Tengah.
Sekolah Jangka Benah menghadirkan pakar-pakar dari UGM, Universitas Jambi, BPDASHL Kahayan, dan lain-lain. Turut dihadiri Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Kepala Dinas Kehutanan, maupun Kepala UPT KLHK Kalteng.
Kegiatan ini turut menekankan perlunya teknik agroforestry yang menjamin ekologi lebih baik, sehingga diharapkan berhasil diadopsi secara luas. Selain itu, agar perubahan dari monokultur menjadi agroforestry meningkatkan manfaat ekonomi.
Koordinator Sekolah Jangka Benah, Dr Hero Marhaento mengatakan, ini jadi tempat belajar konsep dan impelementasi sebagai solusi penyelesaian keterlanjuran sawit. Kegiatan dilaksanakan tiga hari mencakup aktivitas kelas dan praktik lapangan.
"Lulusan Sekolah Jangka Benah akan memiliki kompetensi kemampuan implementasi SJB di tingkat tapak melalui kompetensi dasar, kompetensi inti, dan kompetensi minat," kata Hero.
Selain menerima materi dalam kelas, petani-petani juga melakukan kegiatan lapangan dengan studi ke agroforestry sawit. Dilakukan di Cempaga Hulu, Kebun Bibit Desa Demplot SJB di Desa Karang Sari, Kecamatan Parenggean, Kotawaringin Timur.