REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia meminta India melonggarkan izin ekspor obat-obatan terapeutik ke Tanah Air. India membatasi sementara ekspor vaksin dan obat-obatan karena situasi Covid-19 di negaranya.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan permintaan tersebut saat bertemu dengan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar di Italia, Senin, sebelum Pertemuan Menlu G20.
“Permintaan Indonesia dipertimbangkan secara positif oleh India,” kata Menlu Retno dalam keterangannya, Selasa. Indonesia, kata Menteri Retno, juga telah menyampaikan rincian obat-obatan yang diperlukan saat ini kepada India.
Bahas krisis di Myanmar
Selain Menlu India, Menteri Retno bertemu dengan sejumlah menlu dari Jepang, Spanyol, Brunei Darussalam, dan Singapura, pada Senin kemarin. Sementara, Retno telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Italia dan Kanada, di Roma, pada Minggu.
Salah satu topik yang dibicarakan yakni perkembangan di Myanmar setelah kudeta militer pada 1 Februari. Bersama Menlu Brunei Darussalam dan Singapura, Retno membahas penyelesaian penunjukan utusan khusus ASEAN yang merupakan hasil pertemuan dari para pemimpin negara ASEAN, April lalu.
Dalam pertemuan itu, Indonesia menekankan pentingnya akses agar utusan khusus ASEAN dapat menjalankan tugasnya dengan baik. “Tanpa akses terbuka kepada semua pihak maka akan sulit bagi Utusan Khusus menjalankan mandat yang diberikan yaitu melakukan mediasi dalam dialog yang inklusif,” ucap Menteri Retno.
Presidensi G20
Menteri Retno juga menyampaikan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah G20 di tahun 2022 di mana Indonesia akan memegang presidensi G20. Menteri Retno menjelaskan visi presidensi Indonesia di G20 dalam pertemuan dengan menlu negara lain, yakni fokus pada pemulihan global pasca pandemi.
“Kita akan membangun konsensus menjadi bridge builder dan memastikan kepentingan negara berkembang tercermin dalam keputusan-keputusan G20,” ungkap Menteri Retno.