Selasa 29 Jun 2021 16:35 WIB

IFRC: Indonesia di Ambang Bencana Covid-19

IFRC memperingatkan Indonesia berada di ambang malapetaka karena lonjakan Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Warga berjalan saat akan melakukan ziarah kubur di area pemakaman khusus Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). IFRC memperingatkan Indonesia berada di ambang malapetaka karena lonjakan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: ANTARA//M Risyal Hidayat
Warga berjalan saat akan melakukan ziarah kubur di area pemakaman khusus Covid-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). IFRC memperingatkan Indonesia berada di ambang malapetaka karena lonjakan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC) memperingatkan Indonesia berada di ambang malapetaka karena terus melonjaknya kasus baru Covid-19. Kondisi itu dapat mendorong sistem kesehatan menuju keruntuhan.

“Setiap hari kami melihat varian delta ini membawa Indonesia lebih dekat ke tepi bencana Covid-19,” kata Kepala IFRC di Indonesia Jan Gelfand dalam sebuah pernyataan dikutip dari laman Aljazirah, Selasa (29/6).

Baca Juga

IFRC mengungkapkan peningkatan mendesak diperlukan dalam perawatan medis, pengujian, dan vaksinasi di Indonesia. Sebab, IFRC menilai keadaan darurat medis sudah terjadi di Jakarta dan daerah-daerah lainnya.

“Kita membutuhkan tindakan secepat kilat secara global sehingga negara-negara seperti Indonesia memiliki akses ke vaksin yang diperlukan untuk mencegah puluhan ribu kematian. Kita harus fokus memberikan vaksinasi ke tangan mereka yang paling berisiko dan semua orang dewasa di mana pun untuk menahan virus ini,” kata Gelfand.

Indonesia melaporkan hampir 20.694 kasus baru Covid-19 pada Senin. Dengan demikian, lebih dari 2,1 juta kasus telah tercatat di Tanah Air. Sementara, korban meninggal melampaui 57.561 jiwa.

Menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, lebih dari 20 persen tes Covid-19 di Indonesia positif. Hal itu menunjukkan jumlah orang sakit dan terinfeksi kemungkinan lebih luas daripada yang ditunjukkan angka utama.

Dengan dukungan IFRC, Palang Merah Indonesia telah meningkatkan upayanya merawat pasien. Hampir 6.500 sukarelawan memberikan layanan medis mulai dari pengujian, pemberian vaksin, dan transportasi ke rumah sakit.

IFRC mencatat Indonesia menghadapi ketidakadilan vaksin global untuk memperoleh 360 juta dosis yang dibutuhkan untuk memvaksinasi 70 persen warganya. Angka itu merupakan ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia guna mencapai kekebalan kelompok.

Dari 270 juta penduduk Indonesia, kurang dari lima persen atau sekira 13,1 juta orang yang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Sementara, 27,4 juta lainnya sudah memperoleh dosis pertama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement