Rabu 30 Jun 2021 09:28 WIB

Jenderal AS Khawatir Perang Saudara Pecah di Afghanistan

Pertempuran semakin meningkat setelah AS perlahan menarikan pasukan dari Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pejabat keamanan Afghanistan yang memegang peluncur granat berpeluncur roket (RPG) berpatroli di sebuah desa setelah mereka membersihkan daerah gerilyawan Taliban di distrik Achin di provinsi Nangarhar, Afghanistan, 31 Mei 2021 (dikeluarkan 01 Juni 2021).
Foto: EPA-EFE/GHULAMULLAH HABIBI
Seorang pejabat keamanan Afghanistan yang memegang peluncur granat berpeluncur roket (RPG) berpatroli di sebuah desa setelah mereka membersihkan daerah gerilyawan Taliban di distrik Achin di provinsi Nangarhar, Afghanistan, 31 Mei 2021 (dikeluarkan 01 Juni 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Komandan misi Amerika Serikat (AS) di Afghanistan Jenderal Scott Miller memperingatkan kemungkinan risiko terjadinya perang saudara usai pasukan AS ditarik, Selasa (29/6). Pertempuran telah meningkat sejak Paman Sam mulai menarik pasukan bulan lalu. Taliban merebut sebagian besar wilayah.

"Situasi keamanan tidak baik sekarang. Perang saudara tentu merupakan jalan yang dapat divisualisasikan jika ini terus berlanjut pada lintasan seperti sekarang ini. Itu harus menjadi perhatian dunia," ujar Jenderal Miller dikutip dari BBC.

Baca Juga

Semua pasukan AS yang tersisa diperkirakan akan ditarik pada batas waktu 11 September. Jenderal Miller mengatakan negara itu bisa menghadapi masa-masa yang sangat sulit jika kepemimpinan Afghanistan tidak dapat bersatu begitu pasukan internasional pergi.

Peringatan dari komandan misi pimpinan AS di Afghanistan ini datang hanya beberapa hari setelah PBB memperingatkan skenario mengerikan ketika Taliban menguasai banyak distrik. Milisi itu telah mengambil lebih dari 50 dari 370 distrik sejak Mei. Mereka mengepung banyak kota dan mendekati ibu kota Kabul.

Jenderal Miller menuduh Taliban gagal mengurangi kekerasan sesuai dengan kesepakatan yang dicapai dengan AS. Kelompok itu mengklaim baru-baru ini merebut lebih dari 100 distrik di Afghanistan yang menurut para ahli terkait dengan kurangnya dukungan udara AS untuk pasukan Afghanistan.

Tapi, Jenderal Miller tidak mengesampingkan AS menggunakan serangan udara terhadap Taliban. "Apa yang saya [ingin] lihat adalah tidak ada serangan udara, tetapi untuk tidak mendapatkan serangan udara, Anda menghentikan semua kekerasan," katanya.

Pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan di Afghanistan pada Oktober 2001. Kelompok itu disebut menyembunyikan Usamah bin Ladin dan tokoh Alqaidah lainnya yang terkait dengan serangan 9/11 di AS.

Presiden AS Joe Biden mengatakan penarikan pasukan dibenarkan karena telah memastikan Afghanistan tidak dapat lagi menjadi basis bagi milisi asing untuk berkomplot melawan Barat. Sedangkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegaskan pasukan keamanan negara itu sepenuhnya mampu menahan milisi, tetapi banyak yang percaya penarikan itu berisiko membuat Afghanistan kembali ke cengkeraman Taliban.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement