REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengatakan akan segera mengirim 400 dosis vaksin Sputnik V ke Guatemala. Hal itu disampaikan setelah Guatemala meminta kembali uang pembelian Sputnik V karena Rusia tak memenuhi komitmen pengiriman.
Menteri Luar Negeri Guatemala Pedro Brolo mengungkapkan dia bertemu langsung dengan perwakilan Russian Direct Investment Fund (RDIF), Vladimir Primak, saat berkunjung ke Moskow pekan lalu. RDIF merupakan yang mengurus dan menangani penjualan Sputnik V.
"Kami menyatakan keprihatinan kami dan menekankan urgensi menerima paket yang lebih besar dari Sputnik V. Mereka mengonfirmasi pengiriman 400 ribu dosis Sputnik V pada akhir pekan ini,” kata Brolo kepada awak media, dikutip laman kantor berita Rusia TASS, Rabu (30/6).
Pada Selasa (29/6), Menteri Kesehatan Guatemala Amelia Flores mengungkapkan pemerintah memutuskan meminta Rusia mengembalikan uang pembelian Sputnik V. “Kami meminta untuk mengembalikan uang itu. Jika pada titik tertentu mereka memiliki kesempatan untuk menjual vaksin, kami akan membayarnya setelah dikirim,” ujarnya saat berpidato di hadapan anggota parlemen.
Menurut Flores, Kementerian Kesehatan Guatemala telah mengirim surat ke RDIF. Dalam surat itu ditekankan bahwa uang pembelian Sputnik V harus dikembalikan dalam waktu lima hari setelah surat diterima. Kementerian Kesehatan Guatemala berhak mengambil tindakan hukum ketika batas waktu berakhir.
Menurut surat kabar Prensa Libre, Guatemala telah melakukan pembayaran di muka sebesar 50 persen untuk 16 juta dosis Sputnik V. Namun hingga kini, negara tersebut baru menerima 150 ribu dosis. Sejauh ini Guatemala telah melaporkan lebih dari 290 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 9.147 jiwa.