Rabu 30 Jun 2021 14:19 WIB

Pasokan Oksigen tak Lancar, IGD RS di Bandung Ditutup

Penutupan itu dilakukan karena pasokan oksigen ke RS tersebut tidak lancar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Mas Alamil Huda
Keluarga membawa pasien ke ruang Instalasi Gawat Darurat di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (25/6). Akibat lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bandung yang saat ini berstatus zona merah Covid-19, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit tersebut mencapai 95,53 persen, melampaui ambang batas aman BOR yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 hingga 80 persen.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Keluarga membawa pasien ke ruang Instalasi Gawat Darurat di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (25/6). Akibat lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bandung yang saat ini berstatus zona merah Covid-19, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit tersebut mencapai 95,53 persen, melampaui ambang batas aman BOR yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 hingga 80 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terpaksa menutup Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk sementara. Langkah itu dilakukan karena pasokan oksigen ke RS tersebut tidak lancar.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dr Grace Mediana, menuturkan, penutupan sementara IGD dilakukan akibat pasokan oksigen yang kurang lancar. Kondisi tersebut disebabkan banyak rumah sakit yang memerlukan barang tersebut.

"Direktur (RSUD) Majalaya menyampaikan seperti beberapa rumah sakit juga alami karena pasokan oksigen yang kurang lancar dikarenakan banyaknya rumah sakit lain juga yang membutuhkan," kata dia, Rabu (30/6).

IGD RSUD Majalaya resmi ditutup sementara akibat kehabisan oksigen sehingga tidak dapat melayani pasien sejak Selasa (29/6) malam hingga waktu yang belum ditentukan. Namun, pelayanan kesehatan seperti rawat jalan tetap beroperasi. "Yang tutup sementara hanya IGD-nya, pelayanan lainnya tetap berjalan," ujar dia.

Grace mengatakan pemerintah, masyarakat dan media massa berupaya mendorong agar kasus positif aktif bisa menurun. Masyarakat diminta untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang dinilai efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19 serta ikut vaksinasi.

"Masyarakat jangan panik tapi harus berkontribusi menekan angka kasus, satu menjalankan tertib patuh tidak kendor 5M paling utama menggunakan masker, menjaga jarak, melakukan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitazer dan mengurangi mobilitas," katanya.

Total kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung mencapai 19.779 terdiri dari 3512 orang yang masih dirawat, 15.912 orang yang sembuh, 352 yang meninggal dunia. Kasus harian hingga kemarin, Selasa (29/6) mencapai 260 kasus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement