Rabu 30 Jun 2021 16:51 WIB

Tembus 6.254, Kasus Covid Sleman Sepanjang Juni Pecah Rekor

Angka diperkirakan lebih banyak jika menghitung kasus harian pada 30 Juni 2021.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUP Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (30/6/2021). RSUP Sardjito menambah tenda darurat ruang IGD sebagai langkah antisipasi karena keterbatasan tempat, akibat lonjakan kasus pasien COVID-19 di DIY.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUP Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (30/6/2021). RSUP Sardjito menambah tenda darurat ruang IGD sebagai langkah antisipasi karena keterbatasan tempat, akibat lonjakan kasus pasien COVID-19 di DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sleman mencatatkan rekor kasus positif covid terbanyak pada Juni 2021. Dengan penambahan kasus positif covid harian yang masih cukup tinggi 300 lebih, sampai 29 Juni 2021 saja positif covid di Sleman sudah menembus 6.245 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, angka itu sudah jauh melebihi catatan tertinggi selama ini pada Januari 2021 dengan 3.334 kasus. Angka diperkirakan lebih banyak jika menghitung kasus harian pada 30 Juni 2021.

Sebab, masih banyak sampel-sampel tes PCR yang sudah dilakukan tapi memang belum ke luar hasilnya. Selain kasus positif, dia mengungkapkan, pasien covid yang meninggal dunia sepanjang Juni juga melebihi catatan sepanjang Januari.

"Juni memang pecah rekor karena sebelum ini yang tertinggi Januari. Untuk kasus meninggal dunia pada Juni ini sampai kemarin sore sudah 145 kasus, sangat tinggi, hampir dua kali lipatnya dari Januari dengan 87 kasus," kata Joko, Rabu (30/6).

Dia menuturkan, untuk layanan kesehatan beberapa rumah sakit sudah terus melakukan usaha penambahan kapasitas, khususnya untuk ruang isolasi pasien. Sedangkan, ruang intensif untuk pasien covid critical baru ada dua RS yang memungkinkan penambahan.

Ada RSUP Dr Sardjito dan RSA UGM. Sedangkan, RS-RS lain sedang menambah rawat inap isolasi covid. Joko berpendapat, walaupun peningkatan juga sudah cukup banyak dilakukan, tampaknya belum cukup menampung seluruh pasien covid di Sleman.

"Saat ini ada 1.075 pasien covid yang dirawat di rumah sakit, sedangkan kapasitas kita sebenarnya cuma 618 pasien dan 67 untuk ruang perawatan intensif," ujar Joko.

Dia menekankan, harus terus dilakukan antisipasi-antisipasi, mengingat lonjakan kasus diperkirakan masih akan berlangsung sampai akhir Juli 2021. Salah satunya RSUP Dr Sardjito diusahakan hanya menampung pasien covid dengan gejala berat.

Sedangkan, pasien-pasien dengan gejala sedang bisa diarahkan ke RS-RS lain. Lalu, mereka yang positif covid dengan gejala ringan ringan tetap di shelter shelter. Karenanya, shelter-shelter yang ada juga sudah diusahakan menambah kapasitas.

Selain itu, dia berharap, kalurahan-kalurahan yang ada mampu membuat shelter untuk isolasi mandiri. Sejauh ini, memang sudah cukup banyak shelter-shelter kalurahan yang aktif, tapi akan terus didorong karena jumlah kasus juga masih meningkat.

Saat ini, Sleman juga menurunkan kriteria tes covid dari B ke C. Jadi, biasanya ketika sudah melakukan tes Rapid Antigen, setelah lima hari dilakukan tes PCR, sekarang setelah tes Rapid Antigen setelah lima hari dites Rapid Antigen lagi.

"Karena lab-lab di DIY semuanya penuh, jadi tidak ada lab yang sanggup menerima hasil tracing dari Sleman, akhirnya kita turunkan kriteria mengandalkan Antigen," kata Joko.

Penurunan kriteria tes covid ini dirasa akan turut memberikan pengaruh terhadap penambahan kasus positif covid yang dicatatkan Sleman. Karenanya, diperkirakan lonjakan angka kasus positif covid masih terus terjadi beberapa waktu ke depan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement