Rabu 30 Jun 2021 18:45 WIB

Serangan Islamofobia Jadi Makanan Muslim di Skotlandia

Serangan islamofobia paling banyak dialami oleh Muslimah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Serangan Islamofobia Jadi Makanan Muslim di Skotlandia. Masjid di Skotlandia
Foto: Youtube
Serangan Islamofobia Jadi Makanan Muslim di Skotlandia. Masjid di Skotlandia

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Kelompok Lintas Partai (CPG) Parlemen Skotlandia melakukan penyelidikan publik pertama terhadap islamofobia di Skotlandia dan mengumpulkan 447 tanggapan. Laporan menyebutkan empat dari lima Muslim di Skotlandia secara langsung mengalami serangan islamofobia.

Sebanyak 83 persen responden Muslim mengatakan mereka mengalami Islamofobia secara langsung dan paling banyak dialami oleh Muslimah. Penyelidikan juga menemukan islamofobia menjadi masalah sehari-hari di masyarakat Skotlandia dengan 78 persen percaya itu semakin buruk.

Baca Juga

Orang-orang memperingatkan serangan verbal dan fisik meningkat, terutama di transportasi umum. Insiden tersebut banyak juga terjadi di ruang publik seperti toko atau restoran dan angkutan umum, lalu di tempat kerja dan tempat pendidikan.

Hanya di bawah sepertiga (31 persen) mengatakan mereka pernah mengalami islamofobia di tempat kerja, 18 persen di sekolah, dan 13 persen di perguruan tinggi atau universitas. Laporan tersebut telah membuat serangkaian rekomendasi, termasuk Pemerintah Skotlandia harus bekerja mengadopsi definisi formal islamofobia untuk mempromosikan pemahaman. Hal ini untuk mendorong pelaporan dan untuk menunjukkan komitmen mengatasinya.

Laporan juga menyerukan untuk secara proaktif mengadopsi pendekatan untuk merekrut lebih banyak petugas polisi dari komunitas Skotlandia yang beragam, mengintegrasikan pemahaman tentang islamofobia ke dalam komponen wajib kurikulum pendidikan Skotlandia, dan pendidikan pelatihan guru. Selain itu, mendanai dan mendukung inisiatif yang mendidik orang Skotlandia tentang kerusakan yang dilakukan islamofobia terhadap masyarakat.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement